Irak Menahan 1.400 Istri Militan ISIS dan Anak-anaknya

Senin, 11 September 2017 - 17:19 WIB
Irak Menahan 1.400 Istri...
Irak Menahan 1.400 Istri Militan ISIS dan Anak-anaknya
A A A
MOSUL - Pihak berwenang di Irak mengaku menahan sekitar 1.400 istri para militan ISIS dan anak-anak mereka di sebuah kamp di sebelah setalan Mosul. Kota itu dinyatakan bebas dari pendudukan kelompok radikal tersebut sejak awal Juli 2017.

Sebagian besar wanita istri anggota kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Daesh berasal dari Turki. Sisanya berasal dari Tajikistan, Azerbaijan, Rusia, negara-negara Asia, Prancis dan Jerman.

”Kami menahan keluarga Daesh di bawah tindakan keamanan yang ketat dan menunggu perintah dari pemerintah mengenai bagaimana cara menghadapinya,” kata seorang Kolonel Angkatan Darat Irak Ahmed al-Taie dari komando operasi Mosul, kepada Reuters.

Dia mengklaim ribuan istri anggota ISIS dan anak-anaknya diperlakukan dengan baik. ”Mereka adalah keluarga penjahat tangguh yang membunuh orang tak berdosa dengan darah dingin, tapi ketika kami menginterogasi mereka, kami menemukan bahwa hampir semua dari mereka disesatkan oleh propaganda Daesh yang jahat,” katanya.

Para wanita tersebut dilaporkan dibawa ke Irak setelah suami mereka bergabung dengan kelompok militan Daesh.

Seorang pejabat bantuan kemanusiaan yang bekerja di wilayah Irak yang dibebaskan dari pendudukan ISIS mengatakan kepada Reuters bahwa sebagian besar yang ditahan pihak berwenang Baghdad adalah warga asing. Para istri anggota ISIS dan anak-anak mereka diduga ditahan sejak 30 Agustus setelah tentara Irak menguasai Mosul.

Setelah militan ISIS diusir dari Mosul, banyak yang dilaporkan melarikan diri bersama keluarga mereka ke Tal Afar, yang baru-baru ini juga direbut kembali oleh tentara Irak. Perdana Menteri Hayder al-Abadi mengumumkan bahwa Tal Afar dan seluruh wilayah Niniwe telah dibebaskan pada 31 Agustus.

Seorang petugas keamanan mengatakan bahwa banyak anggota ISIS dan keluarga mereka telah menyerah kepada pasukan Peshmerga Kurdi di Tal Afar. Milisi Kurdi diketahui memang memerangi ISIS di wilayah tersebut. Setelah menyerah, mereka diserahkan kepada pasukan Irak.

Seorang pejabat militer Irak lainnya, Letnan Kolonel Salah Kareem, mengatakan bahwa sejauh para wanita anggota ISIS yang ditahan berasal dari 13 negara.

Seorang pejabat dari Kementerian Dalam Negeri Irak mengatakan bahwa mereka ingin bernegosiasi dengan kedutaan negara terkait agar bisa pulang ke negara asal. ”Kami tidak bisa menyimpan ‘nomor’ ini dalam tahanan kami untuk waktu yang lama,” kata pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1094 seconds (0.1#10.140)