Duterte Ancam Terapkan Darurat Militer di Seluruh Filipina
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan memberlakukan sebuah undang-undang darurat militer di seluruh Filipina. Darurat militer ini akan diterapkan jika pemberontak komunis melakukan kekerasan di jalanan.
Duterte menegaskan, ancaman ini bukanlah omong kosong belaka. Dia menyatakan, jika ada anggota pemberontak komunis melakukan aksinya, maka dia tidak akan segan-segan menerapkan darurat militer dan operasi besar-besaran untuk memberangus pemberontak komunis.
"Saya tidak berusaha menakutimu. Jangan melakukan kesalahan dengan melakukan pemberontakan, di mana ada pertempuran di jalanan. Saya tidak akan ragu untuk memberlakukan darurat militer di seantero negeri dan memerintahkan penangkapan semua orang," ucap Duterte, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/9).
Beberapa waktu lalu Duterte sempat menekankan, bahwa perundingan damai dengan Partai Komunis Filipina (CPP), yang ditangguhkan pada bulan Juli menyusul serangkaian serangan pemberontak hanya akan dilanjutkan jika CPP mengumumkan gencatan senjata.
Sebagai tanggapan pernyataan Duterte tersebut, pendiri CPP yang diasingkan Jose Maria Sison, pada hari Sabtu mengumumkan penghentian negosiasi dengan pemerintah Duterte.
"Jalur tersebut telah ditarik untuk memisahkan, melawan dan menggulingkan rezim Duterte. Duterte akan kesulitan untuk meyakinkan kami lagi," kata Sison yang saat ini tinggal di Belanda.
Sison kemudian menyebut Duterte sebagai pembohong, tidak dapat dipercaya, dan mengatakan bahwa pemimpin Filipina itu benar-benar gila.
Duterte menegaskan, ancaman ini bukanlah omong kosong belaka. Dia menyatakan, jika ada anggota pemberontak komunis melakukan aksinya, maka dia tidak akan segan-segan menerapkan darurat militer dan operasi besar-besaran untuk memberangus pemberontak komunis.
"Saya tidak berusaha menakutimu. Jangan melakukan kesalahan dengan melakukan pemberontakan, di mana ada pertempuran di jalanan. Saya tidak akan ragu untuk memberlakukan darurat militer di seantero negeri dan memerintahkan penangkapan semua orang," ucap Duterte, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (10/9).
Beberapa waktu lalu Duterte sempat menekankan, bahwa perundingan damai dengan Partai Komunis Filipina (CPP), yang ditangguhkan pada bulan Juli menyusul serangkaian serangan pemberontak hanya akan dilanjutkan jika CPP mengumumkan gencatan senjata.
Sebagai tanggapan pernyataan Duterte tersebut, pendiri CPP yang diasingkan Jose Maria Sison, pada hari Sabtu mengumumkan penghentian negosiasi dengan pemerintah Duterte.
"Jalur tersebut telah ditarik untuk memisahkan, melawan dan menggulingkan rezim Duterte. Duterte akan kesulitan untuk meyakinkan kami lagi," kata Sison yang saat ini tinggal di Belanda.
Sison kemudian menyebut Duterte sebagai pembohong, tidak dapat dipercaya, dan mengatakan bahwa pemimpin Filipina itu benar-benar gila.
(esn)