Bahan Radioaktif Ditemukan di Korsel, Diduga Sisa Tes Nuklir Korut
A
A
A
SEOUL - Pakar nuklir Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa jejak bahan radioaktif terdeteksi di negara tersebut pada Jumat kemarin. Penemuan ini terjadi lima hari setelah negara tetangga mereka, Korea Utara melakukan uji coba nuklir terbarunya.
Seperti dilaporkan kantor berita Korsel, Yonhap, Komisi Keamanan dan Keselamatan Nuklir Korsel menemukan 0,43 miligram per meter kubik dari isotop xenon tertentu yang hanya ada akibat reaksi nuklir. Partikel radioaktif ini, yang disebut radionuklida, ditemukan dalam analisis sampel maritim lokal, darat dan udara yang dikumpulkan setelah Pyongyang meledakkan apa yang dikatakannya sebagai bom hidrogen.
"Saat ini sedang dianalisis bagaimana xenon memasuki wilayah Korea Selatan dan akan membuat keputusan di kemudian hari apakah materi tersebut terkait dengan uji coba nuklir Korea Utara," bunyi pernyataan yang dikeluarkan badan tersebut.
Badan ini juga menekankan bahwa gas yang tidak berwarna tidak akan berdampak pada wilayah atau populasi Korea Selatan, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (9/9/2017).
Pada hari Minggu lalu, Korut melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat sampai saat ini, yang diklaimnya adalah perangkat termonuklir atau bom hidrogen. Korut kemudian mengklaim bahwa senjata tersebut dapat dipasang pada rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu mencapai daratan Amerika Serikat (AS).
Tes terakhir dilakukan meski ada sanksi oleh AS dan PBB seruan dunia internasional agar Pyongyang menghentikan program pengembangan nuklirnya.
Seperti dilaporkan kantor berita Korsel, Yonhap, Komisi Keamanan dan Keselamatan Nuklir Korsel menemukan 0,43 miligram per meter kubik dari isotop xenon tertentu yang hanya ada akibat reaksi nuklir. Partikel radioaktif ini, yang disebut radionuklida, ditemukan dalam analisis sampel maritim lokal, darat dan udara yang dikumpulkan setelah Pyongyang meledakkan apa yang dikatakannya sebagai bom hidrogen.
"Saat ini sedang dianalisis bagaimana xenon memasuki wilayah Korea Selatan dan akan membuat keputusan di kemudian hari apakah materi tersebut terkait dengan uji coba nuklir Korea Utara," bunyi pernyataan yang dikeluarkan badan tersebut.
Badan ini juga menekankan bahwa gas yang tidak berwarna tidak akan berdampak pada wilayah atau populasi Korea Selatan, seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (9/9/2017).
Pada hari Minggu lalu, Korut melakukan uji coba nuklir keenam dan paling kuat sampai saat ini, yang diklaimnya adalah perangkat termonuklir atau bom hidrogen. Korut kemudian mengklaim bahwa senjata tersebut dapat dipasang pada rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu mencapai daratan Amerika Serikat (AS).
Tes terakhir dilakukan meski ada sanksi oleh AS dan PBB seruan dunia internasional agar Pyongyang menghentikan program pengembangan nuklirnya.
(ian)