Hitler Diklaim Orgasme saat Nonton Film Tentara Prancis Dibunuh
A
A
A
BERLIN - Pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler diklaim mengalami orgasme ketika menonton film di bioskop yang menggambarkan para tentara Prancis dibunuh orang-orang Austria. Klaim berasal dari saksi yang menceritakannya dalam buku “Hitler 1 and Hitler 2: The Sexual No-Man’s-Land”.
Buku karya psikolog Volker Elis Pilgrim ini menggambarkan sosok diktator Nazi sebagai “pembunuh berantai yang bingung secara seksual” di mana fantasinya didorong oleh keinginan untuk membunuh.
Menurut Pilgrim dalam bukunya, Hitler mendapatkan kepuasan seksual karena fantasi membunuh ketimbang berhubungan seksual secara fisik. Hitler sendiri pernah menyebut bangsa Jerman sebagai ”pengantin sejati” -nya.
Buku tersebut juga menceritakan kisah yang diceritakan aktris Jerman, Marianna Hopper yang pernah menonton film di bioskop bersama Hitler.
Hopper dan Hitler menonton film berjudul “The Rebel” di Berlin Reich Chancellery. Film itu mencakup sebuah adegan yang menunjukkan para tentara Prancis dihancurkan oleh batu-batu besar yang didorong oleh orang-orang Austria.
“Dan di sana, saya percaya, Hitler memiliki semacam sensasi dan menggosokkan lututnya ke acara ini, karena batu-batu itu berguling ke arah tentara Prancis, dan dia mengerang, saya tidak tahu apakah dia gila, tapi dia mendapat semacam orgasme,” kata Hopper dalam buku tersebut, yang dilansir IB Times, Rabu (6/9/2017).
”Saya ingin pergi saat pertunjukan, pria itu menyeramkan,” lanjut Hopper.
Menurut Pilgrim, selama penelitiannya dia mengembangkan “hipotesa awal” bahwa ada hubungan antara seksualitas dan kekerasan dalam diri Hitler. Lebih tepatnya lagi, kata dia, hal seperti itu memberinya keinginan untuk memaksa orang membunuh.
“Namun, karena 'keinginan untuk membunuh' adalah ciri utama pembunuh berantai, pertanyaannya pasti muncul: Apakah Hitler adalah pembunuh berantai yang membunuh untuk tujuan pemuasannya?,” ujar Pilgrim.
”Keistimewaan pembunuhan berantai adalah pelarian yang lambat, canggih, dan sangat kejam. Itulah yang Hitler lakukan hanya dengan bantuan para pembantunya,” papar Pilgrim.
Judul buku tersebut, yang akan dirilis dalam empat jilid dengan lebih 900 halaman. Edisi buku selanjutnya akan menjelaskan perlakuan dokter terhadap Hitler.
Buku karya psikolog Volker Elis Pilgrim ini menggambarkan sosok diktator Nazi sebagai “pembunuh berantai yang bingung secara seksual” di mana fantasinya didorong oleh keinginan untuk membunuh.
Menurut Pilgrim dalam bukunya, Hitler mendapatkan kepuasan seksual karena fantasi membunuh ketimbang berhubungan seksual secara fisik. Hitler sendiri pernah menyebut bangsa Jerman sebagai ”pengantin sejati” -nya.
Buku tersebut juga menceritakan kisah yang diceritakan aktris Jerman, Marianna Hopper yang pernah menonton film di bioskop bersama Hitler.
Hopper dan Hitler menonton film berjudul “The Rebel” di Berlin Reich Chancellery. Film itu mencakup sebuah adegan yang menunjukkan para tentara Prancis dihancurkan oleh batu-batu besar yang didorong oleh orang-orang Austria.
“Dan di sana, saya percaya, Hitler memiliki semacam sensasi dan menggosokkan lututnya ke acara ini, karena batu-batu itu berguling ke arah tentara Prancis, dan dia mengerang, saya tidak tahu apakah dia gila, tapi dia mendapat semacam orgasme,” kata Hopper dalam buku tersebut, yang dilansir IB Times, Rabu (6/9/2017).
”Saya ingin pergi saat pertunjukan, pria itu menyeramkan,” lanjut Hopper.
Menurut Pilgrim, selama penelitiannya dia mengembangkan “hipotesa awal” bahwa ada hubungan antara seksualitas dan kekerasan dalam diri Hitler. Lebih tepatnya lagi, kata dia, hal seperti itu memberinya keinginan untuk memaksa orang membunuh.
“Namun, karena 'keinginan untuk membunuh' adalah ciri utama pembunuh berantai, pertanyaannya pasti muncul: Apakah Hitler adalah pembunuh berantai yang membunuh untuk tujuan pemuasannya?,” ujar Pilgrim.
”Keistimewaan pembunuhan berantai adalah pelarian yang lambat, canggih, dan sangat kejam. Itulah yang Hitler lakukan hanya dengan bantuan para pembantunya,” papar Pilgrim.
Judul buku tersebut, yang akan dirilis dalam empat jilid dengan lebih 900 halaman. Edisi buku selanjutnya akan menjelaskan perlakuan dokter terhadap Hitler.
(mas)