Spanyol Pangkas Jumlah Diplomat Korut di Madrid
A
A
A
MADRID - Kementerian Luar Negeri Spanyol mengatakan telah memanggil duta besar Korea Utara (Korut). Dalam kesempatan itu, Spanyol menegaskan kecamannya atas peluncuran rudal dan uji senjata nuklir Korut.
Tidak hanya itu, Spanyol juga menuntut pengurangan diplomat Korut di Madrid. Namun pihak Kementerian Luar Negeri Spanyol tidak mengatakan berapa banyak diplomat yang ingin dikurangi seperti dilansir dari Reuters, Kamis (31/8/2017).
Spanyol mengecam uji coba rudal Korut pada 29 Agustus lalu. Dalam uji coba itu, Korut menembakkan rudal balistik di atas wilayah Jepang.
Media resmi Korut, KCNA, dalam laporannya menyatakan bahwa peluncuran rudal ke atas Jepang adalah langkah pertama operasi militer di Pasifik. Media itu juga mengulangi lagi ancaman serangan ke pulau Pasifik Amerika Serikat (AS), Guam, yang disebutnya sebagai basis invasi terdepan.
Dikatakan, peluncuran tersebut merupakan tanggapan langsung terhadap latihan militer gabungan AS-Korea Selatan (Korsel) yang saat ini sedang berlangsung. Peluncuran itu sekaligus menandai ulang tahun perjanjian Jepang-Korea tahun 1910, saat pasukan Jepang mencaplok semenanjung Korea.
Korut telah berulang kali melakukan peluncuran rudal dalam beberapa bulan terakhir, meski dilarang melakukannya berdasarkan peraturan PBB. Terbaru, sebuah rudal Hwasong-12 buatan dalam negeri, diluncurkan pada hari Selasa waktu Korea dari sebuah lokasi dekat Pyongyang.
Rudal itu menempuh jarak sekitar 2.700km, dengan ketinggian yang tidak biasa untuk sebuah tes rudal yang dilakukan Korut, di Hokkaido sebelum jatuh sekitar 1.180km dari pantai timur Jepang.
Jepang mengirimkan peringatan kepada orang-orang di Hokkaido untuk berlindung. Perdana Menteri Shinzo Abe kemudian menyebutnya peluncuran rudal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dan menganggapnya sebagai ancaman serius.
Tidak hanya itu, Spanyol juga menuntut pengurangan diplomat Korut di Madrid. Namun pihak Kementerian Luar Negeri Spanyol tidak mengatakan berapa banyak diplomat yang ingin dikurangi seperti dilansir dari Reuters, Kamis (31/8/2017).
Spanyol mengecam uji coba rudal Korut pada 29 Agustus lalu. Dalam uji coba itu, Korut menembakkan rudal balistik di atas wilayah Jepang.
Media resmi Korut, KCNA, dalam laporannya menyatakan bahwa peluncuran rudal ke atas Jepang adalah langkah pertama operasi militer di Pasifik. Media itu juga mengulangi lagi ancaman serangan ke pulau Pasifik Amerika Serikat (AS), Guam, yang disebutnya sebagai basis invasi terdepan.
Dikatakan, peluncuran tersebut merupakan tanggapan langsung terhadap latihan militer gabungan AS-Korea Selatan (Korsel) yang saat ini sedang berlangsung. Peluncuran itu sekaligus menandai ulang tahun perjanjian Jepang-Korea tahun 1910, saat pasukan Jepang mencaplok semenanjung Korea.
Korut telah berulang kali melakukan peluncuran rudal dalam beberapa bulan terakhir, meski dilarang melakukannya berdasarkan peraturan PBB. Terbaru, sebuah rudal Hwasong-12 buatan dalam negeri, diluncurkan pada hari Selasa waktu Korea dari sebuah lokasi dekat Pyongyang.
Rudal itu menempuh jarak sekitar 2.700km, dengan ketinggian yang tidak biasa untuk sebuah tes rudal yang dilakukan Korut, di Hokkaido sebelum jatuh sekitar 1.180km dari pantai timur Jepang.
Jepang mengirimkan peringatan kepada orang-orang di Hokkaido untuk berlindung. Perdana Menteri Shinzo Abe kemudian menyebutnya peluncuran rudal tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dan menganggapnya sebagai ancaman serius.
(ian)