Hampir 20.000 Warga Rohingya Melarikan Diri ke Bangladesh

Kamis, 31 Agustus 2017 - 06:08 WIB
Hampir 20.000 Warga...
Hampir 20.000 Warga Rohingya Melarikan Diri ke Bangladesh
A A A
DHAKA - Sedikitnya 18.500 Muslim Rohingya, telah melarikan diri ke Bangladesh dalam enam hari terakhir di tengah pertempuran baru di Myanmar barat. Banyak dari mereka yang tengah sakit dan beberapa lainnya menderita luka akibat peluru.

Sementara Muslim Rohingya sebagian besar telah melarikan diri ke Bangladesh, umat Buddha Rakhine kebanyakan mencari suaka di kota dan vihara di sebelah selatan dan timur area pertempuran.

Jumlah yang dikeluarkan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada hari Rabu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat internasional.

"Sampai semalam, 18.500 orang telah datang melintas dari negara bagian Rakhine Myanmar," ucap juru bicara IOM Asia Pasifik, Chris Lom, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (31/8/2017).

Lom mengatakan angka pasti sulit didapat karena banyak dari mereka yang berhasil mencapai Bangladesh mungkin tidak mendaftar ke pemerintah setempat.

"Kami juga tahu ada orang yang terjebak di perbatasan tapi kami tidak tahu berapa jumlahnya," urai Lom.

Bangladesh telah berjanji untuk menolak pendatang baru dan telah mendeportasi beberapa dari mereka yang berhasil ditangkap di perbatsan. Bangladesh sendiri telah menampung sekitar 400.000 warga Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar selama bertahun-tahun.

"Mereka berada dalam kondisi yang sangat-sangat menyedihkan," kata Sanjukta Sahany, yang mengelola kantor IOM di kota selatan Cox's Bazar di dekat perbatasan.

"Kebutuhan terbesar adalah makanan, layanan kesehatan dan mereka butuh tempat berlindung. Mereka memerlukan setidaknya beberapa selimut, beberapa atap di atas kepala mereka," sambungnya.

Sahany mengatakan banyak yang melintas dengan luka tembak dan luka bakar. Pekerja bantuan juga melaporkan bahwa beberapa pengungsi memberikan tatapan kosong saat ditanyai.

"Cukup terlihat jika orang-orang itu mendapatkan trauma," katanya

PBB telah menekan Myanmar untuk melindungi kehidupan warga sipil tanpa diskriminasi. PBB juga meminta Bangladesh untuk menerima orang-orang yang melarikan diri dari serangan balasan militer Myanmar.

Rakhine Utara telah di blokade sejak Oktober tahun lalu ketika sekelompok pejuang Rohingya yang sebelumnya tidak dikenal menyergap serangkaian pos perbatasan di dalam Myanmar.

Hal itu memicu sebuah respon militer yang besar, yang menyebabkan sekitar 87.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. Mereka membawa serta kisah-kisah mengerikan tentang pembunuhan, pemerkosaan dan desa-desa yang terbakar.

PBB yakin bahwa tanggapan pemerintah Myanmar terhadap krisis dapat menyebabkan pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Data satelit yang baru diakses oleh Human Rights Watch menunjukkan kebakaran yang meluas di setidaknya 10 wilayah di Rakhine.

Pihak berwenang Myanmar mengatakan bahwa teroris ekstremis Rohingya telah menetapkan baku tembak saat berperang dengan pasukan pemerintah, sementara Rohingya telah menyalahkan tentara yang telah dituduh melakukan pembunuhan di luar hukum.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1021 seconds (0.1#10.140)