Inggris Serukan Pertemuan Khusus DK PBB Bahas Rohingnya

Rabu, 30 Agustus 2017 - 17:50 WIB
Inggris Serukan Pertemuan Khusus DK PBB Bahas Rohingnya
Inggris Serukan Pertemuan Khusus DK PBB Bahas Rohingnya
A A A
NEW YORK - Inggris dilaporkan telah mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menggelar pertemuan guna membahas laporan adanya warga sipil yang turut menjadi korban tewas dalam operasi pembersihan yang dilakukan tentara Myanmar di Rakhine. Operasi pembersihan itu adalah respon atas serangan yang dilakukan kelompok milisi di Rakhine, wilayah yang dihuni etnis Rohingnya.

"Inggris meminta pertemuan DK OBB mengenai situasi di Myanmar. Perlu mengatasi masalah jangka panjang di Rakhine dan semua pihak harus menahan diri," kata Duta Besar Inggris untuk PBB, Mattew Rycroft.

Melansir Anadolu Agency pada Rabu (30/8), pertemuan tersebut diharapkan akan berlangsung pada malam ini. Namun, sejauh ini belum ada pengumuman dari DK PBB mengenai pertemuan itu.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak Myanmar untuk memberikan akses ke badan-badan kemanusiaan untuk membantu etnis Rohingnya. "Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan laporan warga sipil yang tewas dalam operasi keamanan di negara bagian Rakhine, Myanmar," kata kantor Guterres.

Seperti diketahui, Jumat pekan lalu sejumlah serangan terhadap pos perbatasan di Myanmar terjadi. Satu tentara, 10 petugas polisi, seorang petugas imigrasi dan 77 gerilyawan tewas dalam serangan itu.

Laporan media muncul kemudian, bahwa pasukan keamanan menggunakan kekuatan yang tidak proporsional dan mengungsikan ribuan warga Muslim Rohingya, menghancurkan rumah dengan mortir, dan senapan mesin.

Kawasan ini sendiri memang telah menjadi saksi ketegangan antara populasi Budha dan Muslim sejak kekerasan komunal meletus pada tahun 2012. Sebuah laporan PBB menemukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap Rohingya oleh aparat keamanan.

PBB menganggap Rohingya sebagai minoritas paling teraniaya di dunia.Badan global tersebut mendokumentasikan perkosaan massal, pembunuhan - termasuk bayi dan anak-anak - pemukulan dan penghilangan brutal. Perwakilan Rohingya mengatakan sekitar 400 orang tewas dalam sebuah tindakan keras keamanan pada Oktober lalu.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6639 seconds (0.1#10.140)