Qatar Pulihkan Hubungan dengan Iran, UEA Marah
A
A
A
DOHA - Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) marah dengan keputusan Qatar yang memulihkan hubungan diplomatik dengan Iran setelah dua tahun hubungan dibekukan karena mengikuti langkah Arab Saudi. UEA menyebut langkah Doha sebagai tindakan “membakar jembatan” hubungan.
Pada pekan ini, Doha mengumumkan telah memulihkan hubungan diplomatik dengan Teheran dan segera menempatkan duta besarnya lagi di Iran. Keputusan ini diambil ketika Qatar berseteru dengan Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir.
Empat negara itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memblokade negara kecil kaya raya itu atas tuduhan Doha mendukung terorisme. Doha membantah tuduhan itu.
Selama dimusuhi empat negara tersebut, Iran dan Turki menolong dengan mengirimkan bantuan pangan ke Qatar. Iran bahkan mengizinkan wilayah udaranya dilewati pesawat Qatar.
Dua tahun lalu, Doha mengikuti kebijakan politik Riyadh yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran. Tindakan Saudi itu dipicu oleh aksi massa yang membakar kantor kedutaan Riyadh di Teheran sebagai protes atas eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr.
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengecam keputusan Qatar sebagai eskalasi sengketa Teluk. “Pengelolaan krisis menyebabkan ‘pembakaran jembatan’, penggerusan kedaulatan dan semakin dalamnya krisis Qatar serta meruntuhkan sisa-sisa peluang mediator. Kebijaksanaan yang kita harapkan sama sekali tidak ada,” kecam Gargash di Twitter melalui akun Twitter-nya, @AnwarGargash, seperti dikutip Doha News, semalam.
Sudah hampir tiga bulan perseteruan Qatar dengan Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir berlangsung. Empat negara itu mengajukan belasan tuntutan jika hubungan ingin dipulihkan. Beberapa di antaranya adalah menuntut Qatar menutup kantor berita Al Jazeera, mengikis hubungan dengan Iran dan menutup pangkalan militer Turki di Doha. Sejauh ini tak satu pun tuntutan dipenuhi.
Bukannya membaik, krisis diplomatik itu justru meluas. Chad, negara di Afrika tengah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan Doha merusak kestabilan wilayah Afrika tengah dan terlibat dalam konflik di Libya.
Pada pekan ini, Doha mengumumkan telah memulihkan hubungan diplomatik dengan Teheran dan segera menempatkan duta besarnya lagi di Iran. Keputusan ini diambil ketika Qatar berseteru dengan Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir.
Empat negara itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memblokade negara kecil kaya raya itu atas tuduhan Doha mendukung terorisme. Doha membantah tuduhan itu.
Selama dimusuhi empat negara tersebut, Iran dan Turki menolong dengan mengirimkan bantuan pangan ke Qatar. Iran bahkan mengizinkan wilayah udaranya dilewati pesawat Qatar.
Dua tahun lalu, Doha mengikuti kebijakan politik Riyadh yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran. Tindakan Saudi itu dipicu oleh aksi massa yang membakar kantor kedutaan Riyadh di Teheran sebagai protes atas eksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr.
Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengecam keputusan Qatar sebagai eskalasi sengketa Teluk. “Pengelolaan krisis menyebabkan ‘pembakaran jembatan’, penggerusan kedaulatan dan semakin dalamnya krisis Qatar serta meruntuhkan sisa-sisa peluang mediator. Kebijaksanaan yang kita harapkan sama sekali tidak ada,” kecam Gargash di Twitter melalui akun Twitter-nya, @AnwarGargash, seperti dikutip Doha News, semalam.
Sudah hampir tiga bulan perseteruan Qatar dengan Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir berlangsung. Empat negara itu mengajukan belasan tuntutan jika hubungan ingin dipulihkan. Beberapa di antaranya adalah menuntut Qatar menutup kantor berita Al Jazeera, mengikis hubungan dengan Iran dan menutup pangkalan militer Turki di Doha. Sejauh ini tak satu pun tuntutan dipenuhi.
Bukannya membaik, krisis diplomatik itu justru meluas. Chad, negara di Afrika tengah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan Doha merusak kestabilan wilayah Afrika tengah dan terlibat dalam konflik di Libya.
(mas)