Wanita Ini Lahirkan 38 Anak dalam 37 Tahun

Jum'at, 25 Agustus 2017 - 11:32 WIB
Wanita Ini Lahirkan...
Wanita Ini Lahirkan 38 Anak dalam 37 Tahun
A A A
KAYUNGA - Mariam Nabatanzi Babirye memiliki lima rumah yang penuh sesak di kompleknya. Rumah itu bahkan lebih mirip sebuah sekolah saat anak-anaknya berkeliaran untuk bermain. Ibu tunggal berusia 37 tahun, yang telah melahirkan 38 anak-anak, adalah seorang tokoh terkenal di kota kecil Kasneo yang berdebu di distrik Uganda tengah, Kayunga.

Mempunyai nama alias Nalongo Muzaala Bana yang artinya ibu kembar yang menghasilkan empat kali lipat, Babirye melahirkan sebagian besar anak kembar, kembar tiga dan empat kali lipat.

Tugas pertama Babirye setiap hari adalah mencuci setumpuk pakaian untuk anak-anaknya. Dia harus melakukannya pagi-pagi guna menghemat waktu untuk pekerjaan rumah tangga sehari-hari lainnya.

Waktu sarapan pagi, anak-anaknya duduk dalam lingkaran. Satu roti saja tidak cukup dan anak-anaknya akan lari ke Babirye. Dia harus merogoh ke dalam saku untuk membeli roti lain. Dia menghitungnya, dan 14 belum mendapatkannya. Ia lantas memberi uang kepada salah satu anaknya untuk pergi ke toko untuk mendapatkan lebih banyak roti.

Cerita Babirye tidak memiliki awal yang menyenangkan. Ibunya meninggalkannya di usia muda setelah putus hubungan dengan ayahnya. Pada usia 12 tahun, ayah Babirye menikahkannya dengan imbalan sapi, sesuai norma budaya saat itu.

Dia hampir tidak ingat kehamilan pertamanya. Dia berusia 13 tahun saat dia pertama kali hamil pada tahun 1994. Hari-hari itu, ibu hamil di desa-desa pergi ke Pembantu Kelahiran Tradisional (TBA) atau dukun beranak untuk melahirkan. Nenek Babirye sendiri adalah seorang dukun beranak.

Sekarang Babirye memiliki enam anak kembar, empat anak kembar tiga, tiga anak kembar empat dan dua kelahiran tunggal. Dia mengatakan pada suatu saat bahwa dia mengalami keguguran lima bayi saat dia hamil lima bulan.

Babirye melahirkan semua anak ini di rumah kecuali yang terakhir lahir. Dia mencoba beberapa rencana pengendalian kelahiran namun mereka tidak dapat bekerja karena mendapat banyak efek samping.

"Dulu saya banyak memiliki efek samping saat menggunakan metode keluarga berencana, jadi petugas kesehatan memintaku untuk berhenti menggunakannya. Mereka menyuruh saya untuk terus melahirkan atau kalau tidak saya akan mati," katanya seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (25/8/2017).

Media setempat melaporkan bahwa beberapa dokter mengatakan bahwa jumlah ovariumnya yang tinggi dapat membawa efek samping yang parah kepadanya jika dia berhenti hamil.

Charles Kiggundu, seorang konsultan ginekolog di rumah sakit rujukan nasional Uganda, Rumah Sakit Mulago, berpendapat bahwa walaupun tidak umum, beberapa wanita dapat memiliki sejumlah kelahiran seperti itu.

Dia mengatakan bahwa secara ilmiah setiap bulan seorang wanita merekrut antara 12 sampai 15 butir telur yang berpotensi mengandung arti bahwa telur ini bisa dibuahi. Dalam kasus normal satu atau dua dipupuk, artinya seorang wanita bisa memiliki dua bayi di rahimnya.

Kiggundu mengatakan ada kemungkinan memiliki lebih dari dua telur yang dibuahi. "Mereka mungkin faktor genetik, faktor lingkungan tapi secara ilmiah itu mungkin," terangnya.

"Media telah mempublikasikannya, jadi dalam literatur saat ini dia adalah wanita paling subur yang tercatat di Uganda," kata Kiggundu.

Babirye memiliki tugas berat untuk mengurus anak-anak secara sendirian. Dia meninggalkan suaminya beberapa bulan yang lalu setelah mengalami kesalahpahaman. Putrinya yang sulung menyelesaikan sebuah pelatihan keperawatan namun belum mendapatkan pekerjaan.

"Dia telah mencoba mencari pekerjaan tapi tidak berhasil. Ke mana pun dia pergi, mereka terus meminta uang agar mendapat pekerjaan," ungkap Babirye.

Babirye melakukan segala macam pekerjaan untuk memastikan ada makanan di atas meja.

Meskipun ada kendala, dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki pilihan selain untuk bekerja keras. Beruntung, beberapa anak memanfaatkan pendidikan gratis yang diberikan pemerintah. Beberapa relawan juga sering mengirim makanan.

"Saya akan berusaha untuk memastikan bahwa anak-anak saya memiliki makanan apa, saya tidak akan pernah meninggalkan anak-anak saya meskipun kita berjuang untuk bertahan hidup," katanya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1275 seconds (0.1#10.140)