Anak SMA Filipina Terbunuh dalam Perang Narkoba Picu Kemarahan

Sabtu, 19 Agustus 2017 - 13:08 WIB
Anak SMA Filipina Terbunuh dalam Perang Narkoba Picu Kemarahan
Anak SMA Filipina Terbunuh dalam Perang Narkoba Picu Kemarahan
A A A
MANILA - Publik di Filipina marah setelah anak SMA yang baru berusia 17 tahun ikut terbunuh dalam perang melawan narkoba yang dijalankan polisi. Saksi mata mengatakan, korban dipaksa memegang pistol yang diberikan polisi dan ditembak saat dia menangis.

Insiden ini membuat tiga polisi terkait dibebastugaskan dan diselidiki. Korban bernama Kian Loyd Delos Santos tewas pada Kamis malam di Manila. Kematian Santos menambah datar kontroversi perang narkoba yang dikobarkan Presiden Rodrigo Duterte.

Saksi mata yang berbicara secara anonim mengatakan, Santos jadi korban rekayasa tiga petugas polisi. Dia dipaksa memegang senjata api yang diberikan polisi dan diperintahkan lari sebelum akhirnya ditembak saat menangis.

Rekaman CCTV dari pinggiran Kota Caloocan, Manila menunjukkan Santos awalnya dibawa oleh dua orang ke sebuah tempat di mana jasadnya kemudian ditemukan. Publik tak percaya laporan polisi bahwa anak 17 tahun itu ditembak karena menembaki polisi terlebih dahulu.

Menurut laporan polisi, Santos berlari saat melihat petugas mendekati dia. Dia kemudian mengeluarkan pistol dan melepaskan tembakan ke arah polisi, yang kemudian dibalas.

Tapi, saksi mata mengatakan kepada media setempat bahwa remaja tersebut sebenarnya tidak bersenjata.

Kepala Polisi Nasional Filipina Ronald dela Rosa mengatakan, jika siswa kelas 11 itu tidak menimbulkan ancaman, petugas yang menembaknya dipastikan dimintai pertanggungjawaban.

”Saya tidak akan mengizinkan petugas polisi untuk membunuh seorang anak laki-laki berusia 17 tahun tanpa alasan sama sekali,” katanya kepada wartawan. ”Apakah mereka itu tak berperasaan?”

Dela Rosa menambahkan; ”Pikirkan saja, dia hanya anak kecil, jika itu terjadi pada saudara kandung Anda. Kami akan menyelidikinya, saya jamin.”

Kepala Polisi Metro Manila, Oscar Albayalde mengatakan, ketiga polisi tersebut telah dibebastugaskan dan penyelidikan akan diluncurkan.

Kematian Santos dikecam publik, termasuk senator sekutu Duterte sendiri. ”Polisi Nasional Filipina, atas nama perang sesat terhadap narkoba, sekarang meneror masyarakat kita dan kerusakan ini tidak dapat diterima,” kata senator Edgar Erice.

”Membunuh orang miskin dan tidak berdaya bukanlah solusi untuk masalah narkoba saat satu ton metamfetamin diselundupkan,” imbuh senator Francis Pangilinan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (19/8/2017).

Warga Filipina pengguna media sosial dengan nama akun @quaxon menulis; ”Kian Lloyd delos Santos adalah anak kelas 11. Polisi menyerahkan pistol kepadanya untuk menembak, lalu menembaknya saat dia menangis. Dia ingin menjadi polisi.”

Dalam tiga malam, polisi telah membunuh 27 orang di Manila dalam perang narkoba. Sedangkan dalam satu minggu ini, sebanyak 94 orang tewas dalam perang anti-narkoba di negara itu.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7897 seconds (0.1#10.140)