Beijing Kesal dengan Kritikan AS Soal Kebebasan Beragama di China
A
A
A
BEIJING - China melemparkan kecaman atas pernyataan yang dibuat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson tentang catatan kebebasan beragama. Beijing mengatakan, tidak ada negara yang sempurna, termasuk AS dan menyebut AS harus menjaga urusannya sendiri daripada melemparkan tuduhan yang tidak berdasar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan, China sepenuhnya menghormati dan melindungi kebebasan beragama dan berkeyakinan.
"Yang disebut dalam laporan AS tidak sesuai dengan fakta, membingungkan, dan salah, serta membuat kritik nakal terhadap situasi kebebasan beragama China," kata Hua dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (16/8).
"China dengan tegas menentang hal ini dan telah mengajukan pernyataan serius kepada AS. AS lebih baik untuk melihat masalahnya sendiri. Semua orang telah melihat bahwa fakta membuktikan bahwa AS tidak sepenuhnya sempurna," sambungnya.
Dia kemudian menyatakan, Beijing mendesak AS untuk menghormati fakta dan mengelola urusannya sendiri dengan benar dan berhenti menggunakan cara yang salah dari apa yang disebut isu kebebasan beragama untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri di negara lain.
Dalam pernyataannya, yang mengutip laporan tahunan tentang kebebasan beragama, Tillerson menyatakan pemerintah China telah menyiksa dan memenjarakan ribuan orang karena mempraktikkan keyakinan agama mereka.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengatakan, China sepenuhnya menghormati dan melindungi kebebasan beragama dan berkeyakinan.
"Yang disebut dalam laporan AS tidak sesuai dengan fakta, membingungkan, dan salah, serta membuat kritik nakal terhadap situasi kebebasan beragama China," kata Hua dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (16/8).
"China dengan tegas menentang hal ini dan telah mengajukan pernyataan serius kepada AS. AS lebih baik untuk melihat masalahnya sendiri. Semua orang telah melihat bahwa fakta membuktikan bahwa AS tidak sepenuhnya sempurna," sambungnya.
Dia kemudian menyatakan, Beijing mendesak AS untuk menghormati fakta dan mengelola urusannya sendiri dengan benar dan berhenti menggunakan cara yang salah dari apa yang disebut isu kebebasan beragama untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri di negara lain.
Dalam pernyataannya, yang mengutip laporan tahunan tentang kebebasan beragama, Tillerson menyatakan pemerintah China telah menyiksa dan memenjarakan ribuan orang karena mempraktikkan keyakinan agama mereka.
(esn)