WNI yang Diduga Disiksa di Saudi Tak Ada Dalam Data Kemlu
A
A
A
JAKARTA - Nenih Rusmiyati, seorang warga negara Indonesia yang diduga disiksa oleh majikannya di Arab Saudi ternyata tidak ada dalam data Kementerian Luar Negeri Indonesia, dan BNP2TKI.
"Data Nenih Rusmiyati tidak ada di database Kemlu maupun KJRI Jeddah.Sebagaimana mayoritas TKI lainnya, kemungkinan pengirim tidak menjalankan kewajiban undang undang untuk melaporkan TKI yang ditempatkan ke KBRI/KJRI di negara tersebut.
Data Nenih juga tidak ada di SISKO-TKLN BNP2TKI," kata Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal pada Senin (14/8).
Dia lalu mengatakan, KJRI Jeddah sudah mencoba menghubungi nomor telepon yang beredar di medsos. Nomor telepon tersebut ternyata milik seorang wanita WNI di Arab Saudi yang bukan majikannya.
"Menurut wanita tersebut foto yang ditayangkan adalah kondisi Neni 6 bulan lalu, ketika ia menemukan Nenih dan menghubungi salah seorang saudara Nenih di Indonesia," ucapnya.
"Kalau mengingat minimnya data keberangkatan Nenih ke Arab Saudi, KJRI kesulitan melakukan penelusuran. Namun demikian Kemlu tekah meminta KJRI untuk menggerakkan Satgas Perlindungan WNI yang ada Kota Thaif untuk melakukan penelusuran melalui masyarakat Indonesia di Thaif dan aparat setempat," tukas Iqbal.
Nama Nenih menjadi perbicangan hangat di media sosial saat ini setelah foto dia dengan mulut berdarah beredar di media sosial. Nenih sendiri dieketahui sudah bekerja di Saudi selama 10 tahun, dan selain dikabarkan disiksa, gaji Nenih juga dikabarkan tidak dibayarakan oleh sang majikan.
"Data Nenih Rusmiyati tidak ada di database Kemlu maupun KJRI Jeddah.Sebagaimana mayoritas TKI lainnya, kemungkinan pengirim tidak menjalankan kewajiban undang undang untuk melaporkan TKI yang ditempatkan ke KBRI/KJRI di negara tersebut.
Data Nenih juga tidak ada di SISKO-TKLN BNP2TKI," kata Direktur Perlindungan Warga Negara dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal pada Senin (14/8).
Dia lalu mengatakan, KJRI Jeddah sudah mencoba menghubungi nomor telepon yang beredar di medsos. Nomor telepon tersebut ternyata milik seorang wanita WNI di Arab Saudi yang bukan majikannya.
"Menurut wanita tersebut foto yang ditayangkan adalah kondisi Neni 6 bulan lalu, ketika ia menemukan Nenih dan menghubungi salah seorang saudara Nenih di Indonesia," ucapnya.
"Kalau mengingat minimnya data keberangkatan Nenih ke Arab Saudi, KJRI kesulitan melakukan penelusuran. Namun demikian Kemlu tekah meminta KJRI untuk menggerakkan Satgas Perlindungan WNI yang ada Kota Thaif untuk melakukan penelusuran melalui masyarakat Indonesia di Thaif dan aparat setempat," tukas Iqbal.
Nama Nenih menjadi perbicangan hangat di media sosial saat ini setelah foto dia dengan mulut berdarah beredar di media sosial. Nenih sendiri dieketahui sudah bekerja di Saudi selama 10 tahun, dan selain dikabarkan disiksa, gaji Nenih juga dikabarkan tidak dibayarakan oleh sang majikan.
(esn)