Taliban Bebaskan 235 Sandera di Afghanistan Utara
A
A
A
KABUL - Taliban telah membebaskan 235 orang yang disandera setelah serangan brutal terhadap penduduk desa di Afghanistan utara. Demikian yang dikatakan sejumlah pejabat Afghanistan.
Para sandera dibebaskan pada hari Selasa, beberapa hari setelah dilaporkan 50 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah dibantai di wilayah Mirzawalang di provinsi Sar-e Pul.
Baca Juga: Gerilyawan Serang Desa di Afghanistan Utara, Bantai 50 Orang
Para sandera dibebaskan setelah dilakukan negosiasi yang dipimpin oleh gubernur provinsi dan tetua suku setempat. Namun Gubernur Mohammad Zaher Wahdat mengatakan mereka tidak dapat membawa para jenazah korban penyerangan.
"Para sandera sangat terkejut sehingga mereka bahkan tidak dapat berbicara untuk memberi tahu kami tentang sandera lain lagi," ungkapnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (9/8/2017).
Para sandera sendiri telah dibawa ke ibukota provinsi
Salah satu sumber keamanan mengatakan ada sebanyak 100 orang masih ditahan. Sementara juru bicara provinsi tersebut mengatakan bahwa masih banyak yang masih terjebak.
Militan Taliban dan ISIS menyerang daerah tersebut pekan lalu.
Peperangan dimulai pada hari Kamis pekan lalu saat sebuah pos pemeriksaan yang diawasi oleh polisi setempat diserang. Dua hari kemudian, militan memasuki desa tersebut dan membunuh warga, terutama kelompok Syiah, dalam cara yang brutal dan tidak manusiawi, menurut seorang juru bicara provinsi.
"Tujuh anggota pasukan keamanan Afghanistan juga telah tewas, demikian juga sejumlah gerilyawan," kata juru bicara tersebut.
Taliban membantah membunuh warga sipil, mengatakan bahwa pejuang mereka telah membunuh 28 anggota milisi yang didukung pemerintah di wilayah tersebut, dan menolak bekerja dengan ISIS. Belum ada komentar dari ISIS.
Pertempuran telah meningkat di seluruh Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir. Lebih dari 1.662 warga sipil terbunuh dalam setengah tahun ini, menurut angka yang dirilis oleh PBB.
Para sandera dibebaskan pada hari Selasa, beberapa hari setelah dilaporkan 50 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah dibantai di wilayah Mirzawalang di provinsi Sar-e Pul.
Baca Juga: Gerilyawan Serang Desa di Afghanistan Utara, Bantai 50 Orang
Para sandera dibebaskan setelah dilakukan negosiasi yang dipimpin oleh gubernur provinsi dan tetua suku setempat. Namun Gubernur Mohammad Zaher Wahdat mengatakan mereka tidak dapat membawa para jenazah korban penyerangan.
"Para sandera sangat terkejut sehingga mereka bahkan tidak dapat berbicara untuk memberi tahu kami tentang sandera lain lagi," ungkapnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (9/8/2017).
Para sandera sendiri telah dibawa ke ibukota provinsi
Salah satu sumber keamanan mengatakan ada sebanyak 100 orang masih ditahan. Sementara juru bicara provinsi tersebut mengatakan bahwa masih banyak yang masih terjebak.
Militan Taliban dan ISIS menyerang daerah tersebut pekan lalu.
Peperangan dimulai pada hari Kamis pekan lalu saat sebuah pos pemeriksaan yang diawasi oleh polisi setempat diserang. Dua hari kemudian, militan memasuki desa tersebut dan membunuh warga, terutama kelompok Syiah, dalam cara yang brutal dan tidak manusiawi, menurut seorang juru bicara provinsi.
"Tujuh anggota pasukan keamanan Afghanistan juga telah tewas, demikian juga sejumlah gerilyawan," kata juru bicara tersebut.
Taliban membantah membunuh warga sipil, mengatakan bahwa pejuang mereka telah membunuh 28 anggota milisi yang didukung pemerintah di wilayah tersebut, dan menolak bekerja dengan ISIS. Belum ada komentar dari ISIS.
Pertempuran telah meningkat di seluruh Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir. Lebih dari 1.662 warga sipil terbunuh dalam setengah tahun ini, menurut angka yang dirilis oleh PBB.
(ian)