China Sebut Sanksi Dibutuhkan untuk Tekan Korut
A
A
A
MANILA - China menyatakan, sanksi terhadap Korea Utara (Korut), yang dijatuhkan oleh Dewan Keamanan (DK) PBB diperlukan untuk memberikan tekanan kepada negara tersebut. Namun, menurut Beijing penjatuhan sanksi seharusnya menjadi tujuan akhir.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuturkan, sanksi tersebut diperlukan untuk menekan Korut agar mau mematuhi resolusi DK PBB. Setelah resolusi dipenuhi, maka tujuan sebenarnya bisa direalisasikan, yakni perundingan damai.
"Setelah pelaksanaan resolusi, masalah semenanjung Korea memasuki titik kritis," kata Wang Yi yang berbicara di sela-sela pertemuan negara-negara ASEAN di Manila, Filipina, seperti dilansir Reuters pada Minggu (6/8).
"Kami meminta semua pihak untuk mengambil sikap bertanggung jawab saat membuat keputusan dan mengambil tindakan. Terutama, kami perlu menghindari eskalasi situasi lebih lanjut. Kami tidak bisa melakukan satu dan mengabaikan yang lain. Sanksi diperlukan tapi sanksi bukanlah tujuan akhir," sambungnya.Seperti diketahui, DK PBB dengan suara bulat memberlakukan sanksi baru terhadap Korut atas uji coba rudal terbarunya. Sanksi terbaru itu dapat memangkas sepertiga dari pendapatan ekspor tahunan sebesar USD 3 miliar.
Resolusi yang dirancang oleh Amerika Serikat (AS) melarang ekspor batu bara, besi, bijih besi, timah hitam, bijih besi, dan makanan laut Korut. Sanksi ini juga melarang negara-negara meningkatkan jumlah pekerja Korut yang bekerja di luar negeri, melarang usaha patungan baru dengan Korut dan investasi baru dalam usaha patungan saat ini.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuturkan, sanksi tersebut diperlukan untuk menekan Korut agar mau mematuhi resolusi DK PBB. Setelah resolusi dipenuhi, maka tujuan sebenarnya bisa direalisasikan, yakni perundingan damai.
"Setelah pelaksanaan resolusi, masalah semenanjung Korea memasuki titik kritis," kata Wang Yi yang berbicara di sela-sela pertemuan negara-negara ASEAN di Manila, Filipina, seperti dilansir Reuters pada Minggu (6/8).
"Kami meminta semua pihak untuk mengambil sikap bertanggung jawab saat membuat keputusan dan mengambil tindakan. Terutama, kami perlu menghindari eskalasi situasi lebih lanjut. Kami tidak bisa melakukan satu dan mengabaikan yang lain. Sanksi diperlukan tapi sanksi bukanlah tujuan akhir," sambungnya.Seperti diketahui, DK PBB dengan suara bulat memberlakukan sanksi baru terhadap Korut atas uji coba rudal terbarunya. Sanksi terbaru itu dapat memangkas sepertiga dari pendapatan ekspor tahunan sebesar USD 3 miliar.
Resolusi yang dirancang oleh Amerika Serikat (AS) melarang ekspor batu bara, besi, bijih besi, timah hitam, bijih besi, dan makanan laut Korut. Sanksi ini juga melarang negara-negara meningkatkan jumlah pekerja Korut yang bekerja di luar negeri, melarang usaha patungan baru dengan Korut dan investasi baru dalam usaha patungan saat ini.
(esn)