Sanksi Baru Korut, AS Minta DK PBB Lakukan Voting
A
A
A
NEW YORK - Amerika Serikat (AS) meminta Dewan Keamanan (DK) PBB untuk melakukan voting untuk memberlakukan sanksi yang lebih kuat untuk Korea Utara (Korut). Sanksi tersebut terkait uji coba rudal balistik antar benua yang dilakukan oleh Korut beberapa hari lalu.
AS berencana untuk mengedarkan salinan rancangan resolusi terbaru untuk Korut kepada 15 negara anggota DK PBB. Ini menandakan AS telah mencapai kesepakatan dengan sekutu Korut, China, untuk menerapkan sanksi baru seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (5/8/2017).
Sebuah resolusi membutuhkan sembilan suara dukungan, dan tidak ada veto dari AS, China, Rusia, Prancis atau Inggris.
AS dan China telah menegosiasikan draf resolusi pada bulan lalu. Biasanya, mereka menyetujui sanksi terhadap Korut sebelum secara formal melibatkan anggota DK PBB lainnya.
AS secara informal menjaga Inggris dan Perancis berada dalam lingkaran perundingan bilateral, sementara Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan China telah menyerahkan draft tersebut dan bernegosiasi dengan Rusia.
Tidak segera jelas apakah hubungan buruk antara Rusia dan AS, yang memberlakukan sanksi baru secara sepihak terhadap Moskow, akan menghambat perundingan.
Moskow tidak setuju dengan penilaian oleh kekuatan Barat bahwa Pyongyang meluncurkan dua rudal jarak jauh, dengan mengatakan bahwa mereka berada pada jarak menengah. Diplomat mengatakan China dan Rusia hanya melihat sebuah uji coba rudal jarak jauh atau senjata nuklir sebagai pemicu untuk sanksi PBB lebih lanjut.
Korut telah mendapat sanksi PBB sejak tahun 2006 karena rudal balistik dan program nuklirnya. Dewan Keamanan PBB telah menaikkan langkah-langkah untuk menanggapi lima uji coba senjata nuklir dan dua rudal jarak jauh.
AS berencana untuk mengedarkan salinan rancangan resolusi terbaru untuk Korut kepada 15 negara anggota DK PBB. Ini menandakan AS telah mencapai kesepakatan dengan sekutu Korut, China, untuk menerapkan sanksi baru seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (5/8/2017).
Sebuah resolusi membutuhkan sembilan suara dukungan, dan tidak ada veto dari AS, China, Rusia, Prancis atau Inggris.
AS dan China telah menegosiasikan draf resolusi pada bulan lalu. Biasanya, mereka menyetujui sanksi terhadap Korut sebelum secara formal melibatkan anggota DK PBB lainnya.
AS secara informal menjaga Inggris dan Perancis berada dalam lingkaran perundingan bilateral, sementara Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan China telah menyerahkan draft tersebut dan bernegosiasi dengan Rusia.
Tidak segera jelas apakah hubungan buruk antara Rusia dan AS, yang memberlakukan sanksi baru secara sepihak terhadap Moskow, akan menghambat perundingan.
Moskow tidak setuju dengan penilaian oleh kekuatan Barat bahwa Pyongyang meluncurkan dua rudal jarak jauh, dengan mengatakan bahwa mereka berada pada jarak menengah. Diplomat mengatakan China dan Rusia hanya melihat sebuah uji coba rudal jarak jauh atau senjata nuklir sebagai pemicu untuk sanksi PBB lebih lanjut.
Korut telah mendapat sanksi PBB sejak tahun 2006 karena rudal balistik dan program nuklirnya. Dewan Keamanan PBB telah menaikkan langkah-langkah untuk menanggapi lima uji coba senjata nuklir dan dua rudal jarak jauh.
(ian)