Tegang, Yordania Didesak Usir Dubes Israel
A
A
A
AMMAN - Seperempat dari total 195 anggota parlemen Yordania menandatangani sebuah petisi berisi desakan kepada pemerintah agar mengusir duta besar (dubes) Israel. Sementara itu, ratusan demonstran di Amman menyerukan agar perjanjian damai antara Yordania dan Israel dibatalkan.
Ketegangan ini dipicu tindakan petugas keamanan Israel yang menembak mati remaja Yordania di depan kedutaan Israel di Amman dalam demonstrasi pada 23 Juli 2017. Remaja bernama Mohammad Jawawdah itu dituding membawa obeng sebagai senjata saat demo rusuh di depan kompleks kedutaan.
Demo itu sebagai dukungan terhadap warga Palestina yang memprotes penutupan Masjid Al-Aqsa oleh polisi Israel beberapa hari yang lalu.
Sebanyak 56 anggota parlemen Yordania pada hari Jumat (28/7/2017) meneken petisi desakan untuk mengusir Dubes Israel Einat Schlein dari Amman. Para politisi itu juga meminta agar Dubes Yordania untuk Israel Walid Obeidat ditarik pulang.
Ketegangan diplomatik itu akan dibahas parlemen pada hari Minggu besok. Para politisi negara Arab itu juga mendukung penghentian hubungan diplomatik dengan Israel.
Pada hari yang sama, sekitar 200 orang berdemonstrasi di Amman dengan memekikkan yel-yel “Matilah Israel”. Mereka kesal karena tidak dapat protes di depan kompleks kedutaan Israel yang dilindungi oleh aparat keamanan Yordania.
Pada Senin malam lalu, seluruh misi diplomatik Israel untuk Yordania kembali ke Israel dengan pengawalan. Mereka diterima oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Raja Abdullah dari Yordania marah dengan pemandangan yang dia anggap sebagai sambutan untuk pahlawan. Raja Abdullah menyebut pemimpin Israel "provokatif". ”Sikap Israel ini membuat kita marah,” kata Raja Abdullah.
Israel telah meminta agar Duta Besar Schlein kembali ke Yordania dan melanjutkan tugasnya. Namun, namun pemerintah Yordania menolak untuk menerima dia sampai Israel memberi jaminan bahwa petugas keamanan Israel yang membunuh remaja Yordania diadili.
Kantor Kementerian Luar Negeri Yordania telah menyerahkan berkas penyelidikan mereka ke Israel. Israel, seperti dilaporkan Jerusalem Post, Sabtu (29/7/2017), mulai menyelidiki kasus itu.
Ketegangan ini dipicu tindakan petugas keamanan Israel yang menembak mati remaja Yordania di depan kedutaan Israel di Amman dalam demonstrasi pada 23 Juli 2017. Remaja bernama Mohammad Jawawdah itu dituding membawa obeng sebagai senjata saat demo rusuh di depan kompleks kedutaan.
Demo itu sebagai dukungan terhadap warga Palestina yang memprotes penutupan Masjid Al-Aqsa oleh polisi Israel beberapa hari yang lalu.
Sebanyak 56 anggota parlemen Yordania pada hari Jumat (28/7/2017) meneken petisi desakan untuk mengusir Dubes Israel Einat Schlein dari Amman. Para politisi itu juga meminta agar Dubes Yordania untuk Israel Walid Obeidat ditarik pulang.
Ketegangan diplomatik itu akan dibahas parlemen pada hari Minggu besok. Para politisi negara Arab itu juga mendukung penghentian hubungan diplomatik dengan Israel.
Pada hari yang sama, sekitar 200 orang berdemonstrasi di Amman dengan memekikkan yel-yel “Matilah Israel”. Mereka kesal karena tidak dapat protes di depan kompleks kedutaan Israel yang dilindungi oleh aparat keamanan Yordania.
Pada Senin malam lalu, seluruh misi diplomatik Israel untuk Yordania kembali ke Israel dengan pengawalan. Mereka diterima oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Raja Abdullah dari Yordania marah dengan pemandangan yang dia anggap sebagai sambutan untuk pahlawan. Raja Abdullah menyebut pemimpin Israel "provokatif". ”Sikap Israel ini membuat kita marah,” kata Raja Abdullah.
Israel telah meminta agar Duta Besar Schlein kembali ke Yordania dan melanjutkan tugasnya. Namun, namun pemerintah Yordania menolak untuk menerima dia sampai Israel memberi jaminan bahwa petugas keamanan Israel yang membunuh remaja Yordania diadili.
Kantor Kementerian Luar Negeri Yordania telah menyerahkan berkas penyelidikan mereka ke Israel. Israel, seperti dilaporkan Jerusalem Post, Sabtu (29/7/2017), mulai menyelidiki kasus itu.
(mas)