Korut Tembakkan ICBM, Korsel Ajak AS Bicara Pengerahan THAAD

Sabtu, 29 Juli 2017 - 03:31 WIB
Korut Tembakkan ICBM,...
Korut Tembakkan ICBM, Korsel Ajak AS Bicara Pengerahan THAAD
A A A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in memerintahkan diskusi yang akan diadakan dengan Amerika Serikat (AS) mengenai pengerahan sistem rudal pertahanan Terminal Altitude Area Defence (THAAD). Ajakan diskusi itu muncul usai Korea Utara (Korut) menembakkan rudal balistik antar-benua (ICBM).

Kantor Kepresidenan Korsel mengumumkan perintah Presiden Moon itu pada hari Sabtu (29/7/2017) dini hari atau beberapa jam usai ICBM Korut ditembakkan ke wilayah zona ekonomi eksklusif Jepang pada Jumat malam.

Pihak Gedung Biru (Blue House) mengatakan, Moon juga menginginkan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) membahas sanksi baru dan lebih kuat terhadap Korut yang dipimpin Kim Jong-un.

Baca Juga: Korut Kembali Tembakkan Rudal, Jepang Marah

Dua unit sistem rudal pertahanan THAAD AS telah dikerahkan di wilayah selatan Korsel beberapa waktu lalu. Empat unit lainnya yang rencananya juga dikerahkan, telah ditunda karena ada kekhawatiran tentang dampak lingkungan sekitar.

Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan, ICBM yang ditembakkan Korut terbang sejauh 1.000 km (620 mil) dan mendarat di wilayah yang berjarak sekitar 90 mil laut (167 km) dari Pulau Hokkaido, Jepang. Wilayah itu merupakan zona ekonomi eksklusif Jepang.

Juru bicara Pentagon Kapten Jeff Davis mengatakan bahwa rudal tersebut diluncurkan dari Mupyong-ni, sebuah pabrik senjata di wilayah utara Korut.

“Kami menilai bahwa ini adalah ICBM, ini adalah peluncuran yang telah diharapkan,” kata Davis, yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Pentagon: Rudal yang Ditembakkan Korut Rudal Balistik Antarbenua

Davis mengatakan, peluncuran rudal tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Utara dan analisis lebih lanjut sedang dilakukan.

”Komitmen kami untuk membela sekutu kami, termasuk Republik Korea dan Jepang, dalam menghadapi ancaman ini, tetaplah sangat kuat. Kami tetap siap untuk membela diri dan sekutu kami dari serangan atau provokasi,” ujar Davis.

Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, rudal militer Korut terbang selama sekitar 45 menit. Namun, tidak ada kerusakan yang dilaporkan.

Menurut Suga, peluncuran rudal itu tidak dapat diterima dan jelas melanggar resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

”Jepang tidak dapat mentolerir provokasi Korut yang berulang dan telah memprotes dengan kecaman yang paling kuat,” katanya.
(mas)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6889 seconds (0.1#10.140)