Informasi Intelijen Kerap Bocor, Direktur CIA Salahkan Media
A
A
A
WASHINGTON - Permintaan yang tak terpuaskan untuk informasi oleh media membuat komunitas intelijen Amerika Serikat (AS) secara anonim mengungkapkan rahasia pemerintah. Hal itu diungkapkan Direktur CIA, Mike Pompeo, setelah Presiden Donald Trump mengecam badan intelijen karena kebocoran terus menerus.
"Permintaan keterbukaan media yang tak terpuaskan menimbulkan risiko besar bagi Amerika Serikat," kata Pompeo.
"Saya yakin bahwa pemerintahan ini akan melakukan yang terbaik, begitu rahasia keluar, untuk mengidentifikasi mereka yang melakukannya," Pompeo menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (27/7/2017).
Pekan lalu, Pompeo mengecam The New York Times karena telah membocorkan nama petugas yang menyamar dan bertanggung jawab atas operasi agen intelijen di Iran.
"Itu penting bagiku secara pribadi. Kami memiliki petugas CIA yang akan terbunuh akibat kebocoran ini," tegas Pompeo.
Kebocoran dari komunitas intelijen telah mengganggu Trump sejak dia menjabat. Mereka termasuk informasi tentang percakapannya dengan para pemimpin dunia, serta upaya kontraterorisme.
Media AS semakin mengandalkan sumber intelijen anonim untuk pelaporan mereka. Dan banyak kebocoran digunakan untuk menyerang Presiden Trump.
Setelah percakapan Trump dengan menteri luar negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada bulan Mei, sumber intelijen membocorkan kepada pers bahwa Trump membahas ancaman teroris terhadap penerbangan sipil dengan diplomat tersebut.
Setelah serangan teroris di Manchester, Inggris, sumber-sumber intelijen AS membocorkan nama teroris dan gambar-gambar berdarah dari lokasi serangan tersebut tanpa persetujuan pihak berwenang Inggris. Negara tersebut sementara berhenti berbagi intelijen dengan AS sebagai akibat dari insiden tersebut.
"Saya ingin jaksa agung lebih tegas terhadap kebocoran dari dinas intelijen, di mana kebocoran seperti itu tidak pernah seperti sebelumnya pada tingkatan yang sangat penting," kata Trump.
"Permintaan keterbukaan media yang tak terpuaskan menimbulkan risiko besar bagi Amerika Serikat," kata Pompeo.
"Saya yakin bahwa pemerintahan ini akan melakukan yang terbaik, begitu rahasia keluar, untuk mengidentifikasi mereka yang melakukannya," Pompeo menambahkan seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (27/7/2017).
Pekan lalu, Pompeo mengecam The New York Times karena telah membocorkan nama petugas yang menyamar dan bertanggung jawab atas operasi agen intelijen di Iran.
"Itu penting bagiku secara pribadi. Kami memiliki petugas CIA yang akan terbunuh akibat kebocoran ini," tegas Pompeo.
Kebocoran dari komunitas intelijen telah mengganggu Trump sejak dia menjabat. Mereka termasuk informasi tentang percakapannya dengan para pemimpin dunia, serta upaya kontraterorisme.
Media AS semakin mengandalkan sumber intelijen anonim untuk pelaporan mereka. Dan banyak kebocoran digunakan untuk menyerang Presiden Trump.
Setelah percakapan Trump dengan menteri luar negeri Rusia, Sergey Lavrov, pada bulan Mei, sumber intelijen membocorkan kepada pers bahwa Trump membahas ancaman teroris terhadap penerbangan sipil dengan diplomat tersebut.
Setelah serangan teroris di Manchester, Inggris, sumber-sumber intelijen AS membocorkan nama teroris dan gambar-gambar berdarah dari lokasi serangan tersebut tanpa persetujuan pihak berwenang Inggris. Negara tersebut sementara berhenti berbagi intelijen dengan AS sebagai akibat dari insiden tersebut.
"Saya ingin jaksa agung lebih tegas terhadap kebocoran dari dinas intelijen, di mana kebocoran seperti itu tidak pernah seperti sebelumnya pada tingkatan yang sangat penting," kata Trump.
(ian)