Bulan Madu di AS, Pengantin Ini Diborgol dan Dipenjara karena Muslim
A
A
A
LONDON - Pasangan pengantin baru asal Inggris merasa diperlakukan seperti penjahat saat bulan madu di Amerika Serikat (AS). Mereka diborgol dan dipenjara di fasilitas penahanan gara-gara pengantin pria seorang muslim.
Natasha Politakis, 29, dan Ali Gul, 32, telah menghabiskan USD7.000 (Rp93 juta) untuk perjalanan bulan madu ke Los Angeles, Hawaii dan Las Vegas. Tapi, saat tiba di Bandara Internasional Los Angeles (LAX), mereka ditahan di fasilitas penahanan imigrasi di bandara selama 26 jam dengan tangan diborgol.
Pasangan pengantin baru itu bahkan tidak diizinkan berbicara dengan keluarga mereka yang khawatir selama lebih dari sehari. Mereka tidak diberikan alasan mengapa ditolak masuk wilayah AS.
Pasangan tersebut percaya itu penyebab mereka ditahan, karena Ali yang kelahiran Turki adalah seorang muslim.
Namun, Kedutaan Besar AS di London menyangkal faktor agama sebagai penyebab pengantin itu ditahan. ”Agama, kepercayaan, atau keyakinan spiritual dari seorang pelancong internasional tidak menentukan faktor-faktor tentang penerimaannya ke AS,” kata Kedutaan Besar AS, dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari Daily Mirror, Rabu (26/7/2017).
Natasha dan Ali mengaku pada hari pertama pejalanan bulan madu mereka di Los Angeles, mereka diwajibkan melayani sesi wawancara dengan petugas imigrasi selama lima menit.
Tapi mereka kemudian diborgol dan ditahan lebih dari sehari sebelum akhirnya diterbangkan kembali ke Inggris.
“Saya sangat terkejut bahwa ini telah terjadi,” kata Natasha. ”Kami baru saja menikah, kami dalam perjalanan menuju bulan madu kami dengan gembira dan tidak pernah menyangka bahwa kami akan dideportasi.”
”Kami diperlakukan seperti penjahat, kami memiliki semua dokumentasi yang relevan, dan menjawab semua pertanyaan mereka,” lanjut Natasha.
”Sejauh yang kami tahu sebelum kami meninggalkan (Inggris), semuanya baik-baik saja, tapi begitu kami sampai di sana mereka tidak mengizinkan kami masuk,” imbuh dia.
”Kami percaya sejak (Donald) Trump terpilih (sebagai presiden AS), mereka melihat namanya (Ali), mengira dia beragama Islam dan tidak membiarkannya masuk. Kami sangat terkejut dengan bagaimana kami diperlakukan,” kesal Natasha.
Pasangan itu mengklaim bahwa mereka ditolak untuk mandi dan barang-barang mereka disita selama masa penahanan. Mereka baru diberikan telepon setelah tiba di Inggris.
Ketika mereka mencoba mencari tahu mengapa mereka ditahan, pasangan itu mengatakan bahwa pihak berwenang justru memborgol mereka sebelum mengantar mereka ke penerbangan ke London.
”Saat kami melalui imigrasi di LA, mereka melihat paspor kami dan meminta kami pergi ke ruang samping untuk menjawab beberapa pertanyaan.
Hingga saat ini, pemerintah AS maupun pihak imigrasi di Bandara Internasional Los Angeles belum memberikan penjelasan terkait penyebab pasangan pengantin baru itu dilarang masuk wilayah AS.
Natasha Politakis, 29, dan Ali Gul, 32, telah menghabiskan USD7.000 (Rp93 juta) untuk perjalanan bulan madu ke Los Angeles, Hawaii dan Las Vegas. Tapi, saat tiba di Bandara Internasional Los Angeles (LAX), mereka ditahan di fasilitas penahanan imigrasi di bandara selama 26 jam dengan tangan diborgol.
Pasangan pengantin baru itu bahkan tidak diizinkan berbicara dengan keluarga mereka yang khawatir selama lebih dari sehari. Mereka tidak diberikan alasan mengapa ditolak masuk wilayah AS.
Pasangan tersebut percaya itu penyebab mereka ditahan, karena Ali yang kelahiran Turki adalah seorang muslim.
Namun, Kedutaan Besar AS di London menyangkal faktor agama sebagai penyebab pengantin itu ditahan. ”Agama, kepercayaan, atau keyakinan spiritual dari seorang pelancong internasional tidak menentukan faktor-faktor tentang penerimaannya ke AS,” kata Kedutaan Besar AS, dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari Daily Mirror, Rabu (26/7/2017).
Natasha dan Ali mengaku pada hari pertama pejalanan bulan madu mereka di Los Angeles, mereka diwajibkan melayani sesi wawancara dengan petugas imigrasi selama lima menit.
Tapi mereka kemudian diborgol dan ditahan lebih dari sehari sebelum akhirnya diterbangkan kembali ke Inggris.
“Saya sangat terkejut bahwa ini telah terjadi,” kata Natasha. ”Kami baru saja menikah, kami dalam perjalanan menuju bulan madu kami dengan gembira dan tidak pernah menyangka bahwa kami akan dideportasi.”
”Kami diperlakukan seperti penjahat, kami memiliki semua dokumentasi yang relevan, dan menjawab semua pertanyaan mereka,” lanjut Natasha.
”Sejauh yang kami tahu sebelum kami meninggalkan (Inggris), semuanya baik-baik saja, tapi begitu kami sampai di sana mereka tidak mengizinkan kami masuk,” imbuh dia.
”Kami percaya sejak (Donald) Trump terpilih (sebagai presiden AS), mereka melihat namanya (Ali), mengira dia beragama Islam dan tidak membiarkannya masuk. Kami sangat terkejut dengan bagaimana kami diperlakukan,” kesal Natasha.
Pasangan itu mengklaim bahwa mereka ditolak untuk mandi dan barang-barang mereka disita selama masa penahanan. Mereka baru diberikan telepon setelah tiba di Inggris.
Ketika mereka mencoba mencari tahu mengapa mereka ditahan, pasangan itu mengatakan bahwa pihak berwenang justru memborgol mereka sebelum mengantar mereka ke penerbangan ke London.
”Saat kami melalui imigrasi di LA, mereka melihat paspor kami dan meminta kami pergi ke ruang samping untuk menjawab beberapa pertanyaan.
Hingga saat ini, pemerintah AS maupun pihak imigrasi di Bandara Internasional Los Angeles belum memberikan penjelasan terkait penyebab pasangan pengantin baru itu dilarang masuk wilayah AS.
(mas)