Korut Ancam Hantam AS dengan 'Palu' Nuklir karena Komentar Bos CIA
A
A
A
PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) mengancam akan menghantam “jantung” Amerika Serikat (AS) karena tersinggung dengan komentar Direktur CIA Mike Pompeo. Bos CIA itu secara tersirat menginginkan penggulingan rezim Kim Jong-un yang berkuasa di Pyongyang.
Ancaman pemerintah Korut ini muncul dalam editorial kantor berita negara Korut, KCNA, hari Selasa.
Pompeo di sela-sela Forum Keamanan Aspen di Colorado pekan lalu, tidak secara eksplisit menyatakan bahwa perubahan rezim ada di atas meja opsi AS. Namun, Korut tetap tersinggung dengan ucapannya bahwa Kim Jong-un bukan sosok terbaik untuk membantu mengekang program senjata nuklir Pyongyang.
“Ucapannya telah melampaui batas, dan sekarang menjadi jelas bahwa tujuan akhir Administrasi Trump adalah perubahan rezim,” tulis KCNA.
“Tanda upaya sekecil apa pun untuk menyingkirkan kepemimpinan tertinggi kita akan menyebabkan pukulan tanpa ampun dengan palu nuklirnya yang kuat,” lanjut media pemerintah Korut tersebut, yang dikutip Rabu (26/7/2017).
Pompeo dalam wawancara dengan wartawan di sela-sela Forum Keamanan Aspen mengaku bahwa dia memusatkan perhatian pada pentingnya untuk memisahkan rezim pemimpin Korut Kim Jong-un dari program nuklirnya yang sedang berkembang.
”Sistem persenjataan ini masih memerlukan pengembangan dan pengujian,” kata Pompeo. ”Sejauh kita bisa meyakinkan China kalau adalah kepentingan yang terbaik untuk membantu meyakinkan kita bahwa Kim bukanlah kepentingan terbaiknya untuk bergerak ke jalur itu. Ada banyak cara untuk mempersempit pita kapasitas (nuklir),” lanjut Pompeo.
Pompeo mengatakan, isu Korut muncul di hampir setiap pertemuannya dengan Presiden Donald Trump. Dan dia mengatakan bahwa CIA sedang mengerjakan berbagai opsi untuk menghadapi ancaman tersebut.
”Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kemampuan (nuklir) dari tangan Kim,” kata Pompeo sebelum menanggapi pertanyaan langsung tentang opsi perubahan rezim di Korut. ”Sedangkan untuk rezim, saya berharap kita akan menemukan cara guna memisahkan rezim itu dari sistem (persenjataan nuklir).”
Ancaman pemerintah Korut ini muncul dalam editorial kantor berita negara Korut, KCNA, hari Selasa.
Pompeo di sela-sela Forum Keamanan Aspen di Colorado pekan lalu, tidak secara eksplisit menyatakan bahwa perubahan rezim ada di atas meja opsi AS. Namun, Korut tetap tersinggung dengan ucapannya bahwa Kim Jong-un bukan sosok terbaik untuk membantu mengekang program senjata nuklir Pyongyang.
“Ucapannya telah melampaui batas, dan sekarang menjadi jelas bahwa tujuan akhir Administrasi Trump adalah perubahan rezim,” tulis KCNA.
“Tanda upaya sekecil apa pun untuk menyingkirkan kepemimpinan tertinggi kita akan menyebabkan pukulan tanpa ampun dengan palu nuklirnya yang kuat,” lanjut media pemerintah Korut tersebut, yang dikutip Rabu (26/7/2017).
Pompeo dalam wawancara dengan wartawan di sela-sela Forum Keamanan Aspen mengaku bahwa dia memusatkan perhatian pada pentingnya untuk memisahkan rezim pemimpin Korut Kim Jong-un dari program nuklirnya yang sedang berkembang.
”Sistem persenjataan ini masih memerlukan pengembangan dan pengujian,” kata Pompeo. ”Sejauh kita bisa meyakinkan China kalau adalah kepentingan yang terbaik untuk membantu meyakinkan kita bahwa Kim bukanlah kepentingan terbaiknya untuk bergerak ke jalur itu. Ada banyak cara untuk mempersempit pita kapasitas (nuklir),” lanjut Pompeo.
Pompeo mengatakan, isu Korut muncul di hampir setiap pertemuannya dengan Presiden Donald Trump. Dan dia mengatakan bahwa CIA sedang mengerjakan berbagai opsi untuk menghadapi ancaman tersebut.
”Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menjaga kemampuan (nuklir) dari tangan Kim,” kata Pompeo sebelum menanggapi pertanyaan langsung tentang opsi perubahan rezim di Korut. ”Sedangkan untuk rezim, saya berharap kita akan menemukan cara guna memisahkan rezim itu dari sistem (persenjataan nuklir).”
(mas)