Dianggap Kafan Yesus, Kain Turin Diwarnai Darah Korban Penyiksaan
A
A
A
BARI - Sebuah penelitian terbaru mengklaim bahwa kain kafan Turin ternoda dengan darah korban penyiksaan. Klaim ini mendukung teori bahwa itu merupakan kain kafan yang digunakan untuk membungkus tubuh Yesus usai penyalibannya.
Kain kafan Turin dengan panjang tiga meter memiliki gambar yang oleh beberapa orang diyakini sebagai gambar Yesus.
Penelitian terbaru itu dilakukan oleh berbagai institusi di bawah Dewan Riset Nasional Italia dan dipublikasikan di jurnal ilmiah AS, Plos One. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori bahwa wajah Yesus digambar ke kain tersebut oleh pemalsu pada zaman abad pertengahan.
Elvio Carlino, yang memimpin penelitian di Institute of Crystallography di Bari, Italia, mengatakan bahwa kain itu mengandung nanopartikel dari kreatinin terbatas serta nanopartikel besi oksida, yang mengindikasikan trauma parah, bukan cat seperti teori yang muncul sebelumnya.
Carlino, seperti dilansir surat kabar Italia, La Stampa, mengatakan bahwa korban yang terbungkus kain kafan itu kemungkinan mengalami ”penderitaan besar” sebelum kematiannya.
Profesor Giulio Fanti dari University of Padua setuju bahwa darah tersebut mengandung kadar kreatinin dan feritin tingkat tinggi. Kadar seperti itu, kata dia, biasanya ditemukan pada korban yang mengalami trauma atau penyiksaan.
”Oleh karena itu, kehadiran nanopartikel biologis ini ditemukan selama percobaan kami menunjukkan kematian yang hebat bagi pria yang dibungkus kain kafan Turin,” kata Fanti, yang dikutip Selasa (18/7/2017).
“Studi ini menandai pertama kalinya sifat nano dari serat murni yang diambil dari kain kafan Turin, dianalisis dengan menggunakan metode yang baru dikembangkan di bidang mikroskop elektron,” imbuh Carlino.
Kain kafan Turin dengan panjang tiga meter memiliki gambar yang oleh beberapa orang diyakini sebagai gambar Yesus.
Penelitian terbaru itu dilakukan oleh berbagai institusi di bawah Dewan Riset Nasional Italia dan dipublikasikan di jurnal ilmiah AS, Plos One. Hasil penelitian ini bertentangan dengan teori bahwa wajah Yesus digambar ke kain tersebut oleh pemalsu pada zaman abad pertengahan.
Elvio Carlino, yang memimpin penelitian di Institute of Crystallography di Bari, Italia, mengatakan bahwa kain itu mengandung nanopartikel dari kreatinin terbatas serta nanopartikel besi oksida, yang mengindikasikan trauma parah, bukan cat seperti teori yang muncul sebelumnya.
Carlino, seperti dilansir surat kabar Italia, La Stampa, mengatakan bahwa korban yang terbungkus kain kafan itu kemungkinan mengalami ”penderitaan besar” sebelum kematiannya.
Profesor Giulio Fanti dari University of Padua setuju bahwa darah tersebut mengandung kadar kreatinin dan feritin tingkat tinggi. Kadar seperti itu, kata dia, biasanya ditemukan pada korban yang mengalami trauma atau penyiksaan.
”Oleh karena itu, kehadiran nanopartikel biologis ini ditemukan selama percobaan kami menunjukkan kematian yang hebat bagi pria yang dibungkus kain kafan Turin,” kata Fanti, yang dikutip Selasa (18/7/2017).
“Studi ini menandai pertama kalinya sifat nano dari serat murni yang diambil dari kain kafan Turin, dianalisis dengan menggunakan metode yang baru dikembangkan di bidang mikroskop elektron,” imbuh Carlino.
(mas)