Intelijen Turki Percaya Amnesty International Rencanakan Kudeta
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh organisasi hak asasi manusia internasional, Amnesty International, tengah menyiapkan usaha kudeta baru di negara tersebut. Tudingan itu mengutip data intelijen Turki.
"Mengapa mereka (aktivis) ditahan, tidak ditangkap, tapi ditahan untuk saat ini? Menurut intelijen, mereka berkumpul di sebuah hotel di Pulau Buyukada untuk membahas beberapa cara untuk melanjutkan usaha kudeta, dan polisi kami menahan mereka," kata Erdogan seperti dikutip dari Sputniknews, Minggu (9/7/2017).
Pernyataan Erdogan itu merujuk pada penangkapan Direktur Amnesty Internasional Turki Idil Eser dan tujuh aktivis HAM Turki lainnya di Pulau Buyukada dekat Istanbul. Mereka ditangkap bersama warga Jerman dan Swedia dalam sebuah konferensi pada Rabu lalu.
Keesokan harinya, Kamis, dan akhir pekan kemarin Amnesty Internasional menuntut pembebasan mereka.
"Sekarang kasus mereka akan diperiksa di pengadilan, saya tidak tahu apa yang akan diungkapkan sebagai hasil penyelidikan," ucap Erdogan.
Sebelumnya, pada sebuah konferensi pers setelah pertemuan puncak G20 di Hamburg, salah satu wartawan mengingatkan Erdogan bahwa Amnesty International telah membelanya ketika penguasa Turki itu ditangkap selama empat bulan pada tahun 1997. Wartawan tersebut juga meminta perlindungan terhadap aktivis hak asasi manusia yang ditahan.
Pada bulan Juli 2016, sebuah kudeta militer yang gagal terjadi di Turki, menyebabkan lebih dari 240 orang terbunuh dan sekitar 2.000 terluka. Setelah kejadian tersebut, Ankara memberlakukan keadaan darurat di negara tersebut.
Mengikuti kudeta tersebut, ribuan orang kebanyakan pejabat, pekerja legal dan pendidikan, ditahan atau dipecat karena dugaan hubungan dengan gerakan seorang ulama Islam yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Fethullah Gulen, yang dituduh mendalangi kudeta tersebut. Gulen telah menolak tuduhan dan telah mengecam upaya kudeta tersebut.
"Mengapa mereka (aktivis) ditahan, tidak ditangkap, tapi ditahan untuk saat ini? Menurut intelijen, mereka berkumpul di sebuah hotel di Pulau Buyukada untuk membahas beberapa cara untuk melanjutkan usaha kudeta, dan polisi kami menahan mereka," kata Erdogan seperti dikutip dari Sputniknews, Minggu (9/7/2017).
Pernyataan Erdogan itu merujuk pada penangkapan Direktur Amnesty Internasional Turki Idil Eser dan tujuh aktivis HAM Turki lainnya di Pulau Buyukada dekat Istanbul. Mereka ditangkap bersama warga Jerman dan Swedia dalam sebuah konferensi pada Rabu lalu.
Keesokan harinya, Kamis, dan akhir pekan kemarin Amnesty Internasional menuntut pembebasan mereka.
"Sekarang kasus mereka akan diperiksa di pengadilan, saya tidak tahu apa yang akan diungkapkan sebagai hasil penyelidikan," ucap Erdogan.
Sebelumnya, pada sebuah konferensi pers setelah pertemuan puncak G20 di Hamburg, salah satu wartawan mengingatkan Erdogan bahwa Amnesty International telah membelanya ketika penguasa Turki itu ditangkap selama empat bulan pada tahun 1997. Wartawan tersebut juga meminta perlindungan terhadap aktivis hak asasi manusia yang ditahan.
Pada bulan Juli 2016, sebuah kudeta militer yang gagal terjadi di Turki, menyebabkan lebih dari 240 orang terbunuh dan sekitar 2.000 terluka. Setelah kejadian tersebut, Ankara memberlakukan keadaan darurat di negara tersebut.
Mengikuti kudeta tersebut, ribuan orang kebanyakan pejabat, pekerja legal dan pendidikan, ditahan atau dipecat karena dugaan hubungan dengan gerakan seorang ulama Islam yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Fethullah Gulen, yang dituduh mendalangi kudeta tersebut. Gulen telah menolak tuduhan dan telah mengecam upaya kudeta tersebut.
(ian)