Bahas Krisis Qatar, Trump Telepon Sejumlah Pemimpin Negara Teluk
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan sejumlah kepala negara di kawasan Teluk. Fokus pembahasan adalah mengenai krisis Qatar.
Gedung Putih menuturkan, Trump berbicara secara terpisah dengan pemimpin Arab Saudi, Abu Dhabi dan Qatar untuk menyampaikan keprihatinannya tentang perselisihan yang sedang berlangsung antara Qatar dan tetangganya di Teluk dan Arab.
"Dia mengulangi pentingnya menghentikan pendanaan teroris dan mendiskreditkan ideologi ekstremis. Presiden juga menggarisbawahi bahwa persatuan di kawasan ini sangat penting untuk mencapai tujuan KTT Riyadh dalam mengalahkan terorisme dan mempromosikan stabilitas regional," kata Gedung Putih.
"Presiden Trump, bagaimanapun, percaya tujuan utamanya adalah penghentian pendanaan untuk terorisme," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (3/7).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menuding negara-negara Teluk telah memanipulasi Trump untuk percaya Qatar telah mendukung terorisme.
Thani menuturkan, bila melihat dari sejumlah pernyataan yang dilontarkan Trump, terlihat pemimpin AS itu percaya bahwa Qatar tidak berbuat banyak untuk menindak mereka yang mendukung kelompok teroris. Thani menuturkan, penilaian Trump tersebut benar-benar salah.
"Lembaga dan institusi AS dengan tegas percaya pada negara Qatar. Namun, pernyataan yang dibuat oleh Presiden Trump didasarkan pada tuduhan palsu dan kesan salah yang diberikan kepadanya oleh kepala negara yang menerapkan blokade di Qatar," kata Thani.
Gedung Putih menuturkan, Trump berbicara secara terpisah dengan pemimpin Arab Saudi, Abu Dhabi dan Qatar untuk menyampaikan keprihatinannya tentang perselisihan yang sedang berlangsung antara Qatar dan tetangganya di Teluk dan Arab.
"Dia mengulangi pentingnya menghentikan pendanaan teroris dan mendiskreditkan ideologi ekstremis. Presiden juga menggarisbawahi bahwa persatuan di kawasan ini sangat penting untuk mencapai tujuan KTT Riyadh dalam mengalahkan terorisme dan mempromosikan stabilitas regional," kata Gedung Putih.
"Presiden Trump, bagaimanapun, percaya tujuan utamanya adalah penghentian pendanaan untuk terorisme," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Senin (3/7).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menuding negara-negara Teluk telah memanipulasi Trump untuk percaya Qatar telah mendukung terorisme.
Thani menuturkan, bila melihat dari sejumlah pernyataan yang dilontarkan Trump, terlihat pemimpin AS itu percaya bahwa Qatar tidak berbuat banyak untuk menindak mereka yang mendukung kelompok teroris. Thani menuturkan, penilaian Trump tersebut benar-benar salah.
"Lembaga dan institusi AS dengan tegas percaya pada negara Qatar. Namun, pernyataan yang dibuat oleh Presiden Trump didasarkan pada tuduhan palsu dan kesan salah yang diberikan kepadanya oleh kepala negara yang menerapkan blokade di Qatar," kata Thani.
(esn)