Komite HAM Qatar: Blokade Saudi Cs Lebih Buruk dari Tembok Berlin
A
A
A
JENEWA - Kepala Komite Hak Asasi Manusia Nasional (NHRC) Qatar Ali bin Samikh al-Marri mengatakan, blokade Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya terhadap Doha lebih buruk dari tragedi Tembok Berlin. Blokade itu dianggap berdampak pada ribuan orang.
Marri mendesak PBB menyelidiki dampak buruk dari blokade terhadap Qatar. Blokade dilakukan Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir setelah negara-negara Arab itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan Doha mendukung teroris.
”Ini hukuman kolektif dan blokade akan mempengaruhi ribuan orang,” kata Marri saat berbicara di Jenewa, Swiss, hari Jumat.
Menurutnya, keputusan Saudi cs yang menutup rute transportasi dengan Qatar lebih buruk daripada tragedi Tembok Berlin yang pernah memisahkan Jerman Barat dan Timur setelah Perang Dunia II.
Dia meminta negara-negara Arab mencabut blokadenya. Dewan HAM PBB, ujar Marri, harus mengutuk blokade tersebut, mendesak sebuah komisi pencari fakta PBB dikirim ke Qatar untuk melihat dampak negatifnya.
Marri mengatakan, tindakan negara-negara Arab telah membuat banyak keluarga terpisah. NHRC mengaku menerima ratusan keluhan dari warga Qatar.
”Dalam satu contoh, seorang pria Saudi meninggal di Qatar. Anak-anaknya dicegah oleh pemerintah Saudi untuk membawa jasad itu ke rumah, jadi Qatar mengambil tanggung jawab untuk menguburkannya,” kata seorang pejabat Doha, seperti dikutip oleh Al-Jazeera dalam kondisi anonim.
Pelajar juga terkena dampak blokade, di mana para pelajar Qatar harus keluar dari beberapa universitas di negara-negara Arab.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pada hari Jumat bahwa daftar pelanggaran yang dilakukan oleh Qatar-lah yang menyebabkan keretakan hubungan saat ini. Daftar itu akan segera diumumkan ke publik.
”Saya tidak akan menyebut tuntutan mereka, saya akan mengatakan ini adalah daftar keluhan yang perlu ditangani dan bahwa Qatar perlu diperbaiki,” kata Jubeir, seperti dikutip Reuters, Sabtu (17/6/2017).
”Kami sedang mengerjakan para mitra Bahrain, Emirat dan Mesir untuk menyusun daftar ini dan mempresentasikannya kepada Qatar, dan saya pikir ini akan segera dilakukan,” imbuh Menlu Jubeir.
Marri mendesak PBB menyelidiki dampak buruk dari blokade terhadap Qatar. Blokade dilakukan Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir setelah negara-negara Arab itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar atas tuduhan Doha mendukung teroris.
”Ini hukuman kolektif dan blokade akan mempengaruhi ribuan orang,” kata Marri saat berbicara di Jenewa, Swiss, hari Jumat.
Menurutnya, keputusan Saudi cs yang menutup rute transportasi dengan Qatar lebih buruk daripada tragedi Tembok Berlin yang pernah memisahkan Jerman Barat dan Timur setelah Perang Dunia II.
Dia meminta negara-negara Arab mencabut blokadenya. Dewan HAM PBB, ujar Marri, harus mengutuk blokade tersebut, mendesak sebuah komisi pencari fakta PBB dikirim ke Qatar untuk melihat dampak negatifnya.
Marri mengatakan, tindakan negara-negara Arab telah membuat banyak keluarga terpisah. NHRC mengaku menerima ratusan keluhan dari warga Qatar.
”Dalam satu contoh, seorang pria Saudi meninggal di Qatar. Anak-anaknya dicegah oleh pemerintah Saudi untuk membawa jasad itu ke rumah, jadi Qatar mengambil tanggung jawab untuk menguburkannya,” kata seorang pejabat Doha, seperti dikutip oleh Al-Jazeera dalam kondisi anonim.
Pelajar juga terkena dampak blokade, di mana para pelajar Qatar harus keluar dari beberapa universitas di negara-negara Arab.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan pada hari Jumat bahwa daftar pelanggaran yang dilakukan oleh Qatar-lah yang menyebabkan keretakan hubungan saat ini. Daftar itu akan segera diumumkan ke publik.
”Saya tidak akan menyebut tuntutan mereka, saya akan mengatakan ini adalah daftar keluhan yang perlu ditangani dan bahwa Qatar perlu diperbaiki,” kata Jubeir, seperti dikutip Reuters, Sabtu (17/6/2017).
”Kami sedang mengerjakan para mitra Bahrain, Emirat dan Mesir untuk menyusun daftar ini dan mempresentasikannya kepada Qatar, dan saya pikir ini akan segera dilakukan,” imbuh Menlu Jubeir.
(mas)