PM Israel: Krisis Listrik Gaza Seteru Abbas dengan Hamas

Rabu, 14 Juni 2017 - 07:01 WIB
PM Israel: Krisis Listrik...
PM Israel: Krisis Listrik Gaza Seteru Abbas dengan Hamas
A A A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak disalahkan atas pemutusan listrik di Jalur Gaza oleh negaranya. Netanyahu mengatakan, pemutusan listrik atas permintaan Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas.

Krisis listrik yang parah di Jalur Gaza, lanjut Netanyahu, murni karena perseteruan internal Palestina, yakni antara faksi Hamas yang berkuasa di Gaza dengan Otoritas Palestina yang dipimpin faksi Fatah.

“Israel tidak tertarik terlibat eskalasi dengan Hamas,” kata Netanyahu. Komentar Netanyahu muncul sehari setelah kabinet Israel memutuskan memangkas jumlah pasokan listrik ke Jalur Gaza atas permintaan Abbas.

Tindakan itu sebagai tekanan Abbas terhadap Hamas. Namun, kubu Hamas memperingatkan bahwa pemutusan listrik di Jalur Gaza menyebabkan bencana dan berbahaya.

”Masalah listrik di Gaza adalah perselisihan antara Otoritas Palestina dan Hamas,” ujar Netanyahu. “Hamas menuntut agar PA membayar listrik, dan PA menolak membayar. Ini adalah perselisihan internal Palestina,” kata Netanyahu, seperti dikutip dari Times of Israel, Rabu (14/6/2017).

”Bagaimanapun, saya ingin memperjelas bahwa Israel tidak tertarik terlibat eskalasi (dengan Hamas) dan spekulasi lainnya yang salah. Tapi kami memiliki ketertarikan pada keamanan, dan kebijakan kami jelas mengenai masalah keamanan dan tidak akan berubah,” imbuh Netanyahu.

Hamas pada hari Senin telah memperingatkan bahwa krisis listrik dapat menyebabkan perang. ”Keputusan pendudukan (Israel) untuk mengurangi listrik ke Gaza atas permintaan Presiden PA Mahmoud Abbas adalah bencana dan berbahaya. Ini akan mempercepat kemerosotan dan meledakkan situasi di Jalur Gaza,” kata juru bicara Hamas Abdel Latif al-Qanua.

”Mereka yang akan menanggung konsekuensi dari keputusan ini adalah musuh Israel, yang mengepung Jalur Gaza, dan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas,” imbuh Qanua.

Warga Gaza saat ini hanya menerima listrik antara tiga hingga empat jam sehari. Listrik di wilayah Palestina itu selama ini dipasok dari pembangkit listrik sendiri serta dari Israel dan Mesir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0880 seconds (0.1#10.140)