Jaksa Agung AS: Tuduhan Kolusi dengan Rusia Kebohongan Menjijikkan

Rabu, 14 Juni 2017 - 05:17 WIB
Jaksa Agung AS: Tuduhan Kolusi dengan Rusia Kebohongan Menjijikkan
Jaksa Agung AS: Tuduhan Kolusi dengan Rusia Kebohongan Menjijikkan
A A A
WASHINGTON - Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) Jeff Sessions membantah keras tuduhan bahwa dia berkolusi dengan Rusia untuk mendukung Donald Trump dalam pemilu 2016. Menurutnya, tuduhan itu merupakan kebohongan yang menjijikkan.

Sessions adalah anggota paling senior dari administrasi Trump yang terjebak dalam kontroversi soal dugaan tim kampanye Trump berkolusi dengan Rusia. Kolusi itu disebut-sebut untuk membantu Trump memenangkan pemilihan presiden AS November lalu.

”Saya belum pernah bertemu atau melakukan percakapan dengan orang-orang Rusia atau pejabat asing mengenai soal campur tangan apapun dalam kampanye atau pemilu di AS,” katanya di hadapan sidang Komite Intelijen Senat, hari Selasa, yang dilansir Reuters, Rabu (14/6/2017).

”Anggapan bahwa saya berpartisipasi dengan melakukan kolusi, bahwa saya mengetahui adanya kolusi dengan pemerintah Rusia untuk menyakiti negara ini, yang telah saya tangani selama 35 tahun, atau untuk meruntuhkan integritas proses demokrasi kita, adalah sebuah peristiwa yang mengerikan dan kebohongan menjijikkan,” ujar Jaksa Agung Amerika ini.

Sessions dituduh melakukan pertemuan dengan pejabat Rusia yang tidak dilaporkan saat dia jadi penasihat kampanye Trump. Dia mengakui ada dua pertemuan pada tahun lalu antara dirinya dengan Duta Besar Rusia untuk AS Sergey Kislyak.

Namun dia menolak pertemuan ketiga dengan Kislyak saat acara Trump pada tanggal 27 April 2016 di Mayflower Hotel di Washington.

”Saya tidak mengadakan pertemuan pribadi dan saya juga tidak dapat mengingat percakapan dengan pejabat Rusia manapun di hotel Mayflower,” katanya kepada panel Senat tersebut.

”Meskipun saya ingat beberapa percakapan yang saya lakukan selama resepsi 'Sambutan Bebas' itu, saya tidak memiliki ingatan dengan pertemuan, pembicaraan dengan duta besar Rusia atau pejabat Rusia lainnya,” imbuh dia.

Ketua Komite Intelijen Senat, Richard Burr dari Partai Republik, mengatakan kepada Sessions bahwa forum yang dihadirinya di Senat merupakan kesempatan pentin bagi dirinya. ”Kesempatan Anda untuk memisahkan fakta dari fiksi,” ujarnya. ”Dan mencatat secara langsung sejumlah tuduhan yang dilaporkan di media cetak.”

Sessions muncul di hadapan Komite Intelijen Senat hanya lima hari setelah James Comey—yang dipecat Trump sebagai direktur FBI pada tanggal 9 Mei—mengatakan kepada panel Senat bahwa Trump telah memecatnya untuk meruntuhkan penyelidikan mengenai dugaan kolusi tim kampanyenya dengan Rusia.

Pemecatan Comey diakui Sessions terjadi setelah dia menulis sebuah surat kepada Presiden Trump soal rekomendasi pemecatan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3901 seconds (0.1#10.140)