Qatar Siap Berdialog dengan Arab Saudi Cs
A
A
A
KUWAIT CITY - Kuwait mengatakan Qatar siap untuk mengadakan dialog dengan negara-negara Teluk Arab yang memutuskan hubungan dengan negara tersebut. Kuwait mencatat bahwa negara Teluk yang sedang berjuang lepas dari embargo itu siap untuk mendengarkan keprihatinan mereka.
Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Sabah al-Khalid al-Sabah mengkonfirmasi hal tersebut. Pernyataan ini adalah perubahan terbaru untuk menyelesaikan perselisihan diplomatik yang sedang berlangsung.
"Kuwait menegaskan kesiapan saudara-saudara di Qatar untuk memahami realitas keraguan dan kekhawatiran saudara-saudara mereka dan untuk mengindahkan upaya mulia untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas," kata al-Sabah.
"Kuwait menekankan menyelesaikan perselisihan ini tidak bisa dihindari dalam kerangka Teluk," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Senin (12/6/2017).
Kuwait telah memimpin upaya untuk mendamaikan antara pihak-pihak yang bersengketa yang meningkat pada hari Senin, setelah Arab Saudi dan sekutu-sekutunya memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha karena dugaan dukungannya terhadap terorisme.
Sementara Qatar membantah keras tuduhan tersebut, Kuwait mengumumkan penolakannya atas keputusan yang diambil terhadap Doha dan telah meminta kantor berita resmi dan surat kabar nasional untuk tidak jatuh ke dalam perang media yang sedang berlangsung melawan Qatar.
Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah bertemu dengan Raja Saudi Salman Abdulaziz hanya sehari setelah kerajaan tersebut memutuskan hubungan dengan Doha, sebelum menuju ke Qatar untuk bertemu dengan Sheikh Tamim.
Menteri luar negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, menyambut baik upaya mediasi tersebut. Emir Kuwait telah memainkan peran penting dalam keretakan Teluk sebelumnya pada tahun 2014.
"Emir Qatar menganggapnya sebagai orang tua dan menghormati keinginannya untuk menunda pidato atau langkah apapun sampai ada gambaran yang lebih jelas mengenai krisis tersebut," kata menteri luar negeri tersebut.
Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Sabah al-Khalid al-Sabah mengkonfirmasi hal tersebut. Pernyataan ini adalah perubahan terbaru untuk menyelesaikan perselisihan diplomatik yang sedang berlangsung.
"Kuwait menegaskan kesiapan saudara-saudara di Qatar untuk memahami realitas keraguan dan kekhawatiran saudara-saudara mereka dan untuk mengindahkan upaya mulia untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas," kata al-Sabah.
"Kuwait menekankan menyelesaikan perselisihan ini tidak bisa dihindari dalam kerangka Teluk," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Senin (12/6/2017).
Kuwait telah memimpin upaya untuk mendamaikan antara pihak-pihak yang bersengketa yang meningkat pada hari Senin, setelah Arab Saudi dan sekutu-sekutunya memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha karena dugaan dukungannya terhadap terorisme.
Sementara Qatar membantah keras tuduhan tersebut, Kuwait mengumumkan penolakannya atas keputusan yang diambil terhadap Doha dan telah meminta kantor berita resmi dan surat kabar nasional untuk tidak jatuh ke dalam perang media yang sedang berlangsung melawan Qatar.
Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah bertemu dengan Raja Saudi Salman Abdulaziz hanya sehari setelah kerajaan tersebut memutuskan hubungan dengan Doha, sebelum menuju ke Qatar untuk bertemu dengan Sheikh Tamim.
Menteri luar negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, menyambut baik upaya mediasi tersebut. Emir Kuwait telah memainkan peran penting dalam keretakan Teluk sebelumnya pada tahun 2014.
"Emir Qatar menganggapnya sebagai orang tua dan menghormati keinginannya untuk menunda pidato atau langkah apapun sampai ada gambaran yang lebih jelas mengenai krisis tersebut," kata menteri luar negeri tersebut.
(ian)