Akhiri Krisis Qatar, Rusia Serukan Dialog
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan dialog adalah cara terbaik untuk mengatasi keretakan politik di dunia Arab seputar polemik Qatar. Hal itu diungkapkannya kala bertemu sejawatnya asal Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani.
"Kami tidak merasa senang dengan situasi ini, ketika hubungan antara mitra kami semakin buruk," kata Lavrov seperti dikutip dari CNN, Minggu (11/6/2017).
"Hanya melalui dialog langsung, mungkin untuk lebih memahami kekhawatiran masing-masing, melihat cara untuk memecahkan masalah ini, memastikan transparansi dalam semua masalah ini," imbuhnya.
Lavrov mengatakan persatuan dalam masalah tersebut harus ditempa di Liga Arab, Dewan Kerja sama Teluk dan antar negara.
"Kami menjaga kontak dengan sebagian besar peserta proses yang sedang berjalan," katanya, mengacu pada berbagai jalur komunikasi di seluruh wilayah.
Sementara itu Menteri Qatar mengatakan tujuan utama kunjungannya adalah untuk menginformasikan Rusia mengenai kejadian dan tindakan yang diambil terhadap Qatar, seperti sanksi.
Dia mengatakan Rusia dan Qatar terikat dengan hubungan persahabatan dan menghargai kerjasama bilateral kedua negara tersebut.
"Setiap masalah seharusnya dipecahkan dengan dialog. Format dialog antar negara di Teluk Persia adalah format yang paling tepat untuk dialog semacam itu," katanya
Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir dan negara-negara lain di kawasan tersebut memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar minggu ini. Ini adalah krisis diplomatik terburuk yang melanda negara-negara Teluk Arab dalam beberapa dasawarsa.
Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme dan mengacaukan wilayah tersebut karena berhubungan dengan Iran, dan dukungannya untuk kelompok-kelompok seperti Ikhwanul Muslimin dan Hamas.
Qatar mengakui kaitannya dengan kelompok-kelompok ini namun membantah mendukung terorisme tersebut.
"Kami tidak merasa senang dengan situasi ini, ketika hubungan antara mitra kami semakin buruk," kata Lavrov seperti dikutip dari CNN, Minggu (11/6/2017).
"Hanya melalui dialog langsung, mungkin untuk lebih memahami kekhawatiran masing-masing, melihat cara untuk memecahkan masalah ini, memastikan transparansi dalam semua masalah ini," imbuhnya.
Lavrov mengatakan persatuan dalam masalah tersebut harus ditempa di Liga Arab, Dewan Kerja sama Teluk dan antar negara.
"Kami menjaga kontak dengan sebagian besar peserta proses yang sedang berjalan," katanya, mengacu pada berbagai jalur komunikasi di seluruh wilayah.
Sementara itu Menteri Qatar mengatakan tujuan utama kunjungannya adalah untuk menginformasikan Rusia mengenai kejadian dan tindakan yang diambil terhadap Qatar, seperti sanksi.
Dia mengatakan Rusia dan Qatar terikat dengan hubungan persahabatan dan menghargai kerjasama bilateral kedua negara tersebut.
"Setiap masalah seharusnya dipecahkan dengan dialog. Format dialog antar negara di Teluk Persia adalah format yang paling tepat untuk dialog semacam itu," katanya
Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir dan negara-negara lain di kawasan tersebut memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar minggu ini. Ini adalah krisis diplomatik terburuk yang melanda negara-negara Teluk Arab dalam beberapa dasawarsa.
Mereka menuduh Qatar mendukung terorisme dan mengacaukan wilayah tersebut karena berhubungan dengan Iran, dan dukungannya untuk kelompok-kelompok seperti Ikhwanul Muslimin dan Hamas.
Qatar mengakui kaitannya dengan kelompok-kelompok ini namun membantah mendukung terorisme tersebut.
(ian)