Indonesia Contoh Bagi Jepang Mempelajari Islam
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, sangat senang bisa menggelar acara buka puasa bersama para tokoh Islam di kediamannya pada Rabu (7/6/2017). Turut hadir dalam kesempatan tersebut adalah sejumlah tokoh Islam macam Din Syamsudin, Komarudin Hidayat dan Azyumardi Azra.
Dalam acara tersebut, Ishii menekankan pentingnya Indonesia bagi Jepang. Menurut dia, Indonesia adalah salah satu negara yang bisa menjadi contoh bagi Jepang untuk mempelajari tentang Islam.
Untuk itu, Jepang dan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) pun telah menggelar program pengiriman pengajar Indonesia ke Jepang yang sudah berjalan selama 14 tahun. Program ini telah melahirkan banyak alumni.
“Program ini diadakan untuk mengokohkan kerja sama dan keakraban antara Indonesia dan Jepang. Para peserta bisa melihat kebudayaan Jepang dan melihat kedekatannya dengan kebudayaan Islam,” papar Ishii.
Selama di Jepang, para peserta PPIM bisa membantu Jepang untuk belajar tentang Islam. Program ini pun terus digelar dan mengalami perkembangan. Tahun depan, pemerintah Jepang mengundang 20 mahasiswa Islam ke Jepang.
“Pertukaran pemuda pemudi bisa membantu terjalinnya saling pengertian kebudayaan dua negara di tengah kejelasan masa depan, ini sangat membantu,” ujar Ishii.
Bagi Ishii ini adalah kali pertamanya dia menggelar acara buka puasa dan mengikuti buka puasa. Selama dua bulan menjabat sebagai duta besar, Ishii menilai acara ini sangatlah menarik.
“Saya menikmati sekali acara ini dan tadi saya makan kurma. Saya suka,” katanya.
Menurut Ishii tidak banyak muslim di Jepang, tapi ada beberapa masjid di negara itu. Sementara, meningkatnya turis Islam di Jepang juga memicu berdirinya banyak restoran halal.
“Saya harap mereka yang pernah ke Jepang bisa menikmati Jepang,” ucap dia.
Sementara itu, mantan rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra, yang turut hadir di acara buka puasa tersebut menceritakan pengalamannya selama di Kyoto, Jepang, pada Oktober-November tahun lalu. Dia mengatakan, sebagai muslim, dia tidak menemukan kesulitan beribadah selama berada di negara itu.
“Di hotel, saya menemukan ada petunjuk arah kiblat,” kata dia.
Dalam acara tersebut, Ishii menekankan pentingnya Indonesia bagi Jepang. Menurut dia, Indonesia adalah salah satu negara yang bisa menjadi contoh bagi Jepang untuk mempelajari tentang Islam.
Untuk itu, Jepang dan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) pun telah menggelar program pengiriman pengajar Indonesia ke Jepang yang sudah berjalan selama 14 tahun. Program ini telah melahirkan banyak alumni.
“Program ini diadakan untuk mengokohkan kerja sama dan keakraban antara Indonesia dan Jepang. Para peserta bisa melihat kebudayaan Jepang dan melihat kedekatannya dengan kebudayaan Islam,” papar Ishii.
Selama di Jepang, para peserta PPIM bisa membantu Jepang untuk belajar tentang Islam. Program ini pun terus digelar dan mengalami perkembangan. Tahun depan, pemerintah Jepang mengundang 20 mahasiswa Islam ke Jepang.
“Pertukaran pemuda pemudi bisa membantu terjalinnya saling pengertian kebudayaan dua negara di tengah kejelasan masa depan, ini sangat membantu,” ujar Ishii.
Bagi Ishii ini adalah kali pertamanya dia menggelar acara buka puasa dan mengikuti buka puasa. Selama dua bulan menjabat sebagai duta besar, Ishii menilai acara ini sangatlah menarik.
“Saya menikmati sekali acara ini dan tadi saya makan kurma. Saya suka,” katanya.
Menurut Ishii tidak banyak muslim di Jepang, tapi ada beberapa masjid di negara itu. Sementara, meningkatnya turis Islam di Jepang juga memicu berdirinya banyak restoran halal.
“Saya harap mereka yang pernah ke Jepang bisa menikmati Jepang,” ucap dia.
Sementara itu, mantan rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra, yang turut hadir di acara buka puasa tersebut menceritakan pengalamannya selama di Kyoto, Jepang, pada Oktober-November tahun lalu. Dia mengatakan, sebagai muslim, dia tidak menemukan kesulitan beribadah selama berada di negara itu.
“Di hotel, saya menemukan ada petunjuk arah kiblat,” kata dia.
(ian)