Libanon akan Larang Film Wonder Woman karena Dibintangi Aktris Israel
A
A
A
BEIRUT - Kementerian Ekonomi Libanon telah meminta badan keamanan negara tersebut untuk melarang film “Wonder Woman 2017”. Alasannya, film itu dibintangi aktris cantik Israel, Gal Gadot.
Namun, seorang pejabat keamanan senior Libanon mengatakan bahwa belum ada permintaan resmi yang diterima. Pejabat itu mengatakan bahwa larangan tersebut memerlukan sebuah rekomendasi dari komite enam anggota kementerian.
Pejabat tersebut berbicara tanpa menyebut nama karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan wartawan.
Poster film “Wonder Woman 2017” telah bermunculan di jalanan Beirut. Setidaknya satu bioskop memiliki screaning awal pada hari Rabu, termasuk popcorn gratis untuk para penonton.
Lebanon secara resmi masih berperang dengan Israel, karena perang terakhir kedua negara tanpa ada kesepakatan resmi tentang penghentian perang. Negara itu memiliki undang-undang berusia puluhan tahun yang memerintahkan pemboikotan produk Israel dan melarang warga Libanon untuk bepergian ataupun berhubungan dengan orang Israel.
Pendukung boikot produk Israel telah mengampanyekan pemboikotan film tersebut melalui media sosial. Warga Libanon pengguna akun Twitter @boyzinthehoood menulis; ”Tolong jangan nonton film Wonder Woman, boikot. Bintang Gal Gadot adalah seorang Zionis pro-IDF yang bertugas di organisasi teroris”.
Selanjutnya, pengguna akun Twitter @zam18028526 menulis; “@GalGadot, menunjukkan dukungan Anda hanya menunjukkan bahwa Anda sama jahatnya dengan pembunuh bayaran tentara Israel #boikot #WonderWoman”.
“Israel sakit dan Wonder Woman yang baru mendukungnya! Boikot Israel!,” tulis pengguna akun @nickmlittlejohn, seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (31/5/2017).
Film ini didasarkan pada karakter buku komik yang diperkenalkan pada tahun 1941, di mana sosok Wonder Woman digambarkan melawan penjahat, menyelamatkan korban dan membongkar plot atau rencana jahat.
Gal Gadot dikenal pernah bertugas di tentara Israel dan telah mencerca kelompok Hamas di Palestina. Film tersebut memicu kontroversi pada tahun lalu ketika karakter Wonder Woman terpilih sebagai duta besar kehormatan PBB untuk memperjuangkan kesetaraan gender.
Namun, seorang pejabat keamanan senior Libanon mengatakan bahwa belum ada permintaan resmi yang diterima. Pejabat itu mengatakan bahwa larangan tersebut memerlukan sebuah rekomendasi dari komite enam anggota kementerian.
Pejabat tersebut berbicara tanpa menyebut nama karena dia tidak berwenang untuk berbicara dengan wartawan.
Poster film “Wonder Woman 2017” telah bermunculan di jalanan Beirut. Setidaknya satu bioskop memiliki screaning awal pada hari Rabu, termasuk popcorn gratis untuk para penonton.
Lebanon secara resmi masih berperang dengan Israel, karena perang terakhir kedua negara tanpa ada kesepakatan resmi tentang penghentian perang. Negara itu memiliki undang-undang berusia puluhan tahun yang memerintahkan pemboikotan produk Israel dan melarang warga Libanon untuk bepergian ataupun berhubungan dengan orang Israel.
Pendukung boikot produk Israel telah mengampanyekan pemboikotan film tersebut melalui media sosial. Warga Libanon pengguna akun Twitter @boyzinthehoood menulis; ”Tolong jangan nonton film Wonder Woman, boikot. Bintang Gal Gadot adalah seorang Zionis pro-IDF yang bertugas di organisasi teroris”.
Selanjutnya, pengguna akun Twitter @zam18028526 menulis; “@GalGadot, menunjukkan dukungan Anda hanya menunjukkan bahwa Anda sama jahatnya dengan pembunuh bayaran tentara Israel #boikot #WonderWoman”.
“Israel sakit dan Wonder Woman yang baru mendukungnya! Boikot Israel!,” tulis pengguna akun @nickmlittlejohn, seperti dikutip dari Al Jazeera, Rabu (31/5/2017).
Film ini didasarkan pada karakter buku komik yang diperkenalkan pada tahun 1941, di mana sosok Wonder Woman digambarkan melawan penjahat, menyelamatkan korban dan membongkar plot atau rencana jahat.
Gal Gadot dikenal pernah bertugas di tentara Israel dan telah mencerca kelompok Hamas di Palestina. Film tersebut memicu kontroversi pada tahun lalu ketika karakter Wonder Woman terpilih sebagai duta besar kehormatan PBB untuk memperjuangkan kesetaraan gender.
(mas)