Tim Kampanye Trump 18 Kali Lakukan Kontak dengan Rusia
A
A
A
WASHINGTON - Penasehat untuk kampanye kepresidenan Presiden Trump pada 2016 melakukan kontak setidaknya 18 dengan pihak Rusia selama pemilu. Kontak tersebut terjadi dengan sejumlah pihak berbeda, baik itu pejabat atau orang lain yang memiliki hubungan dengan pemerintah Rusia.
Komunikasi yang sebelumnya tidak pernah diungkap ini terjadi antara bulan April dan November 2016. Pejabat dan mantan pejabat yang mengetahui hal ini mengatakan kontak tersebut dilakukan melalui telepon dan email seperti dikutip dari CBS News, Jumat (19/5/2017).
Enam dari kontak tersebut adalah telepon antara mantan penasihat keamanan Trump, Michael Flynn, dengan Dubes Rusia untuk AS Sergei Kislyak. Percakapan keduanya dipercepat setelah pemilihan pada November lalu.
Selain enam telepon yang melibatkan Flynn, 12 kontak lainnya adalah telepon, email dan pesan teks antara penasihat kampanye Trump dan pejabat Rusia, atau orang-orang yang diyakini dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Beberapa pejabata mengatakan tidak ada bukti adanya kesalahan atau kolusi yang muncul dalam komunikasi tersebut. Namun mereka adalah bagian dari catatan yang dipantau oleh FBI dan investigator kongres sebagai bagian dari penyelidikan federal terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu AS.
Gedung Putih menolak kontak dengan pejabat Rusia selama kampanye tersebut pada bulan Januari. Pada saat itu, Wakil Presiden terpilih Mike Pence mengatakan kepada CBS "Face the Nation" bahwa tidak ada kontak antara tim Trump dan pejabat Rusia selama kampanye pemilihan.
"Tentu saja tidak. Saya pikir untuk menyarankan itu adalah untuk memberi kepercayaan pada beberapa rumor aneh yang beredar di seputar pencalonan," kata Pence saat ditanya apakah ada orang dari kampanye yang pernah berhubungan dengan Rusia.
Dalam wawancara yang sama, Pence mengatakan bahwa percakapan Flynn dengan Kislyak selama masa transisi tidak ada hubungannya dengan sanksi AS terhadap Rusia. Sebuah pernyataan yang kemudian ternyata salah, dan dibayar Flynn dengan pekerjaannya.
Laporan ini muncul setelah The New York Times melaporkan pada Rabu malam bahwa Flynn mengatakan kepada tim transisi Trump jelang pelantikan bahwa dia berada di bawah penyelidikan federal. Flynn diselidiki karena diam-diam bekerja sebagai pelobi untuk Turki selama kampanye tersebut.
Komunikasi yang sebelumnya tidak pernah diungkap ini terjadi antara bulan April dan November 2016. Pejabat dan mantan pejabat yang mengetahui hal ini mengatakan kontak tersebut dilakukan melalui telepon dan email seperti dikutip dari CBS News, Jumat (19/5/2017).
Enam dari kontak tersebut adalah telepon antara mantan penasihat keamanan Trump, Michael Flynn, dengan Dubes Rusia untuk AS Sergei Kislyak. Percakapan keduanya dipercepat setelah pemilihan pada November lalu.
Selain enam telepon yang melibatkan Flynn, 12 kontak lainnya adalah telepon, email dan pesan teks antara penasihat kampanye Trump dan pejabat Rusia, atau orang-orang yang diyakini dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Beberapa pejabata mengatakan tidak ada bukti adanya kesalahan atau kolusi yang muncul dalam komunikasi tersebut. Namun mereka adalah bagian dari catatan yang dipantau oleh FBI dan investigator kongres sebagai bagian dari penyelidikan federal terhadap campur tangan Rusia dalam pemilu AS.
Gedung Putih menolak kontak dengan pejabat Rusia selama kampanye tersebut pada bulan Januari. Pada saat itu, Wakil Presiden terpilih Mike Pence mengatakan kepada CBS "Face the Nation" bahwa tidak ada kontak antara tim Trump dan pejabat Rusia selama kampanye pemilihan.
"Tentu saja tidak. Saya pikir untuk menyarankan itu adalah untuk memberi kepercayaan pada beberapa rumor aneh yang beredar di seputar pencalonan," kata Pence saat ditanya apakah ada orang dari kampanye yang pernah berhubungan dengan Rusia.
Dalam wawancara yang sama, Pence mengatakan bahwa percakapan Flynn dengan Kislyak selama masa transisi tidak ada hubungannya dengan sanksi AS terhadap Rusia. Sebuah pernyataan yang kemudian ternyata salah, dan dibayar Flynn dengan pekerjaannya.
Laporan ini muncul setelah The New York Times melaporkan pada Rabu malam bahwa Flynn mengatakan kepada tim transisi Trump jelang pelantikan bahwa dia berada di bawah penyelidikan federal. Flynn diselidiki karena diam-diam bekerja sebagai pelobi untuk Turki selama kampanye tersebut.
(ian)