Trump Merasa Diperlakukan Tidak Adil
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluh dengan mengatakan tidak ada pemimpin AS yang diperlakukan lebih tidak adil ketimbang dirinya. Hal itu diungkapkannya saat upacara kelulusan Akademi Penjaga Pantai AS.
"Tidak ada politisi dalam sejarah, dan saya mengatakan ini dengan sangat yakin, telah diperlakukan lebih buruk atau lebih tidak adil. Anda tidak bisa membiarkan mereka menjatuhkan Anda," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (18/5/2017).
Trump pun meminta kepada para taruan yang baru lulus itu untuk mengikuti sikapnya. "Lawan, lawan, lawan. Jangan pernah menyerah," katanya sembari meyakinkan mereka: "Semua akan berjalan baik-baik saja."
Trump menghadapi sejumlah tuduhan pelik dalam empat bulan masa pemerintahannya. Ia diduga mempunyai hubungan dengan Rusia yang disebut mengganggu jalan pemilu presiden AS pada bulan November lalu. Situasi semakin pelik setelah ia memecat Direktur FBI James Comey.
Pemecatan Comey ini diiringi dengan tudingan jika ia mungkin telah menghalangi penyelidikan FBI terhadap mantan penasihat utamanya Michael Flynn. Trump disebut meminta kepada Comey untuk membatalkan penyelidikan hubungan Flynn dengan Rusia.
Perkembangan terbaru, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS), dalam tekanan Kongres AS, menunjuk mantan pemimpin FBI Robert Mueller sebagai jaksa khusus kasus dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS lalu. Ia juga akan menyelidiki kemungkinan adanya kolusi antara kampanye Presiden Donald Trump dan Moskow.
"Tidak ada politisi dalam sejarah, dan saya mengatakan ini dengan sangat yakin, telah diperlakukan lebih buruk atau lebih tidak adil. Anda tidak bisa membiarkan mereka menjatuhkan Anda," katanya seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (18/5/2017).
Trump pun meminta kepada para taruan yang baru lulus itu untuk mengikuti sikapnya. "Lawan, lawan, lawan. Jangan pernah menyerah," katanya sembari meyakinkan mereka: "Semua akan berjalan baik-baik saja."
Trump menghadapi sejumlah tuduhan pelik dalam empat bulan masa pemerintahannya. Ia diduga mempunyai hubungan dengan Rusia yang disebut mengganggu jalan pemilu presiden AS pada bulan November lalu. Situasi semakin pelik setelah ia memecat Direktur FBI James Comey.
Pemecatan Comey ini diiringi dengan tudingan jika ia mungkin telah menghalangi penyelidikan FBI terhadap mantan penasihat utamanya Michael Flynn. Trump disebut meminta kepada Comey untuk membatalkan penyelidikan hubungan Flynn dengan Rusia.
Perkembangan terbaru, Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS), dalam tekanan Kongres AS, menunjuk mantan pemimpin FBI Robert Mueller sebagai jaksa khusus kasus dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS lalu. Ia juga akan menyelidiki kemungkinan adanya kolusi antara kampanye Presiden Donald Trump dan Moskow.
(ian)