Senjata Nuklir Jadi Simbol Status Negara Kekuatan Dunia
A
A
A
JAKARTA - Kepemilikan senjata nuklir ternyata turut menjadi simbol superioritas negara-negara kekuatan dunia. Menurut peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dewi Fortuna Anwar, negara-negara pemilik senjata nuklir mereka bangga dengan kepemilikan senjata tersebut.
Dewi menyebut tidak akan ada satupun negara yang bangga bila memiliki senjata biologis atau senjata kimia, karena mereka akan dicap sebagai penjahat kemanusiaan. Namun, hal itu berbeda jika sebuah negara memiliki senjata nuklir.
"Tapi beda dengan senjata nuklir, dia hanya jelek jika hanya senjata non-nuklir yang memiliki senjata nuklir, tapi bagi negara yang memiliki senjata nuklir, ditempatkan di posisi yang terhormat, tidak merasa signifikan bila tidak lagi memiliki senjata nuklir," kata Dewi pada Rabu (17/5/2017).
Dewi kemudian mengatakan, pengembangan senjata, termasuk senjata nuklir dipicu oleh dua hal yakni konflik dan juga kemampuan ekonomi. Negara-negara yang memilili kemampuan ekonomi yang baik, memiliki kecenderungan untuk mengembangkan senjata.
"Pengembangan senjata tidak lepas dari adanya konflik, atau dari upaya mencegah konflik. Selain itu, kepemilikan senjata nuklir ini juga tidak lepas dari kemampuan ekonomi," ungkapnya.
Dia kemudian menambahkan, saat ini sudah terjadi perlombaan dalam bidang senjata. Tapi, berbeda dari masa Perang Dingin, saat ini perlombaan itu bukan dalam masalah jumlah, tapi pada masalah teknologi.
Dewi menyebut tidak akan ada satupun negara yang bangga bila memiliki senjata biologis atau senjata kimia, karena mereka akan dicap sebagai penjahat kemanusiaan. Namun, hal itu berbeda jika sebuah negara memiliki senjata nuklir.
"Tapi beda dengan senjata nuklir, dia hanya jelek jika hanya senjata non-nuklir yang memiliki senjata nuklir, tapi bagi negara yang memiliki senjata nuklir, ditempatkan di posisi yang terhormat, tidak merasa signifikan bila tidak lagi memiliki senjata nuklir," kata Dewi pada Rabu (17/5/2017).
Dewi kemudian mengatakan, pengembangan senjata, termasuk senjata nuklir dipicu oleh dua hal yakni konflik dan juga kemampuan ekonomi. Negara-negara yang memilili kemampuan ekonomi yang baik, memiliki kecenderungan untuk mengembangkan senjata.
"Pengembangan senjata tidak lepas dari adanya konflik, atau dari upaya mencegah konflik. Selain itu, kepemilikan senjata nuklir ini juga tidak lepas dari kemampuan ekonomi," ungkapnya.
Dia kemudian menambahkan, saat ini sudah terjadi perlombaan dalam bidang senjata. Tapi, berbeda dari masa Perang Dingin, saat ini perlombaan itu bukan dalam masalah jumlah, tapi pada masalah teknologi.
(ian)