Program Pelacur Mandiri di Amsterdam, PSK Dapat Kredit Bank
A
A
A
AMSTERDAM - Sebuah rumah bordil yang dijalankan sendiri oleh para pekerja seks komersial (PSK) dibuka Wali Kota Amsterdam Eberhard van der Laan. Uniknya, rumah pelacuran ini dibuat agar PSK bekerja mandiri atau tanpa setor ke mucikari dan mereka mendapat kredit dari bank untuk usahanya.
“Program pelacur mandiri” ini bagian dari rencana lama yang digagas para PSK dan pejabat kota Amsterdam. Tujuannya, untuk memperbaiki kondisi pekerja seks dan menyingkirkan industri seks di Belanda dari kejahatan terorganisir.
Lantaran melibatkan wali kota untuk menyelesaikan proyek rumah bordil ini, pemerintah Belanda telah menyebutnya sebagai ”rumah pelacuran kota”.
Ada empat bangunan rumah bordil dengan jumlah PSK sekitar 40 orang.
Organisasi pekerja seks pertama Belanda bernama My Red Light menggambarkan program itu sebagai “mimpi yang menjadi kenyataan”. Sebab, program itu menjadi bisnis seks di Red Light District Amsterdam pertama yang dijalankan oleh PSK tanpa campur tangan mucikari.
“Ruang rumah bordil baru telah didekorasi oleh perancang interior untuk menciptakan suasana yang akrab dengan kamar mewah yang tersedia, serta kamar yang dapat diakses untuk para pelanggan cacat,” kata organisasi itu dalam situsnya.
“Keuntungan yang dibuat pada saat pendirian akan diinvestasikan dalam inisiatif untuk memperbaiki kondisi para pekerja seks,” lanjut organisasi itu.
Rumah bordil dengan empat gedung ini dibeli pemerintah Kota Amsterdam pada tahun 2007 dari pemilik ”brengseng” terkenal Charles Geerts, yang juga dikenal sebagai Raja Tembok. Bangunan tersebut sekarang disewakan ke organisasi My Red Light.
Bank Belanda, Rabobank, telah memberikan pinjaman atau kredit awal kepada My Red Light, dan institusi perawatan kesehatan HVO-Querido. Kredit bank ini untuk mendukung para PSK untuk mendapat panduan mengelola bisnis.
“Kami sedang memikirkan kursus pijat, tapi juga dalam aspek akuntansi dan fiskal pekerjaan,” kata anggota dewan pengawas My Red Light, Marieke de Ridder.
”Kami sangat gembira dengan eksperimen ini,” ujarnya. ”Karena, jika berhasil, kita memiliki model prostitusi baru. Kami juga sangat ingin melihat bagaimana penghuni lingkungan dan tuan tanah jendela akan bereaksi dalam jangka panjang. Apakah mereka akan memeluknya atau menolaknya?,” imbuh de Ridder, seperti dikutip Guardian, Rabu (17/5/2017).
“Program pelacur mandiri” ini bagian dari rencana lama yang digagas para PSK dan pejabat kota Amsterdam. Tujuannya, untuk memperbaiki kondisi pekerja seks dan menyingkirkan industri seks di Belanda dari kejahatan terorganisir.
Lantaran melibatkan wali kota untuk menyelesaikan proyek rumah bordil ini, pemerintah Belanda telah menyebutnya sebagai ”rumah pelacuran kota”.
Ada empat bangunan rumah bordil dengan jumlah PSK sekitar 40 orang.
Organisasi pekerja seks pertama Belanda bernama My Red Light menggambarkan program itu sebagai “mimpi yang menjadi kenyataan”. Sebab, program itu menjadi bisnis seks di Red Light District Amsterdam pertama yang dijalankan oleh PSK tanpa campur tangan mucikari.
“Ruang rumah bordil baru telah didekorasi oleh perancang interior untuk menciptakan suasana yang akrab dengan kamar mewah yang tersedia, serta kamar yang dapat diakses untuk para pelanggan cacat,” kata organisasi itu dalam situsnya.
“Keuntungan yang dibuat pada saat pendirian akan diinvestasikan dalam inisiatif untuk memperbaiki kondisi para pekerja seks,” lanjut organisasi itu.
Rumah bordil dengan empat gedung ini dibeli pemerintah Kota Amsterdam pada tahun 2007 dari pemilik ”brengseng” terkenal Charles Geerts, yang juga dikenal sebagai Raja Tembok. Bangunan tersebut sekarang disewakan ke organisasi My Red Light.
Bank Belanda, Rabobank, telah memberikan pinjaman atau kredit awal kepada My Red Light, dan institusi perawatan kesehatan HVO-Querido. Kredit bank ini untuk mendukung para PSK untuk mendapat panduan mengelola bisnis.
“Kami sedang memikirkan kursus pijat, tapi juga dalam aspek akuntansi dan fiskal pekerjaan,” kata anggota dewan pengawas My Red Light, Marieke de Ridder.
”Kami sangat gembira dengan eksperimen ini,” ujarnya. ”Karena, jika berhasil, kita memiliki model prostitusi baru. Kami juga sangat ingin melihat bagaimana penghuni lingkungan dan tuan tanah jendela akan bereaksi dalam jangka panjang. Apakah mereka akan memeluknya atau menolaknya?,” imbuh de Ridder, seperti dikutip Guardian, Rabu (17/5/2017).
(mas)