Macron Tunjuk Tokoh Konservatif sebagai PM Prancis
A
A
A
PARIS - Presiden baru Prancis, Emmanuel Macron dilaporkan telah menunjuk seorang politisi konservatif sebagai Perdana Menteri Prancis. Tokoh yang ditunjuk Macron adalah Edouard Philippe.
Phillippe adalah anggota Parlemen dan Walikota Le Havre. Dia diketahui berasal dari Partai Republik Prancis. Penunjukkan Phillipe, menurut Sekretaris Jenderal Istana Elysee, Alexis Kohler dimaksudkan untuk menyeimbangkan pemerintahan Prancis saat ini.
Politisi berusia 46 tahun tersebut adalah rekan dekat mantan Perdana Menteri Alain Juppe, yang memimpin sayap moderat The Republicans dan telah mengindikasikan akan membantu Macron. Penunjukan Phillipe disebut-sebut bisa menarik lebih banyak pembelot dari Partai Republik.
Menurut juru bicara kampanye Macron, Christophe Castaner, seperti dilansir Reuters pada Senin (15/4), ini adalah pilihan sulit yang harus dibuat di lingkaran dalam Macron.
"Di pemerintahan, Anda akan melihat bahwa banyak lingkaran dalam akan putus. Saya termasuk orang pertama yang mengatakan mengapa tidak menunjuk Perdana Menteri dari sayap kanan. Itulah sifat dari apa yang sedang kita coba lakukan, ini sangat sulit, terutama untuk mereka yang telah lama mendukung," kata Castaner.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah politik Prancis modern, seorang presiden telah menunjuk seorang Perdana Menteri dari luar partai, atau koalisi tanpa dipaksa oleh kekalahan dalam pemilihan parlemen.
Phillippe adalah anggota Parlemen dan Walikota Le Havre. Dia diketahui berasal dari Partai Republik Prancis. Penunjukkan Phillipe, menurut Sekretaris Jenderal Istana Elysee, Alexis Kohler dimaksudkan untuk menyeimbangkan pemerintahan Prancis saat ini.
Politisi berusia 46 tahun tersebut adalah rekan dekat mantan Perdana Menteri Alain Juppe, yang memimpin sayap moderat The Republicans dan telah mengindikasikan akan membantu Macron. Penunjukan Phillipe disebut-sebut bisa menarik lebih banyak pembelot dari Partai Republik.
Menurut juru bicara kampanye Macron, Christophe Castaner, seperti dilansir Reuters pada Senin (15/4), ini adalah pilihan sulit yang harus dibuat di lingkaran dalam Macron.
"Di pemerintahan, Anda akan melihat bahwa banyak lingkaran dalam akan putus. Saya termasuk orang pertama yang mengatakan mengapa tidak menunjuk Perdana Menteri dari sayap kanan. Itulah sifat dari apa yang sedang kita coba lakukan, ini sangat sulit, terutama untuk mereka yang telah lama mendukung," kata Castaner.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah politik Prancis modern, seorang presiden telah menunjuk seorang Perdana Menteri dari luar partai, atau koalisi tanpa dipaksa oleh kekalahan dalam pemilihan parlemen.
(esn)