Estonia Dukung NATO Gabung Koalisi Anti ISIS AS
A
A
A
TALLINN - Estonia akan mendukung NATO secara resmi bergabung dengan koalisi internasional anti ISIS pimpinan Amerika Serikat (AS) jika aliansi itu mengambil keputusan tersebut. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Estonia, Sven Mikser.
Hal itu diungkapkan Mikser selama bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Rose Gottemoeller, seperti disitat dari Sputniknews, Minggu (14/5/2017).
"Meskipun NATO telah lama berperang melawan terorisme dengan cara yang berbeda, kami mendukung peningkatan efektivitas dan visibilitas tindakan ini," kata Mikser.
"Satu langkah ke arah ini adalah NATO bergabung dengan koalisi yang memerangi organisasi teroris ISIS; dan Estonia pasti akan mendukung langkah ini," imbuhnya.
Mikser dan Gottemoeller juga membahas hubungan Rusia-NATO dan kerja sama antara Uni Eropa dan NATO.
Awal pekan ini, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, perundingan mengenai partisipasi formal NATO dalam operasi koalisi internasional pimpinan AS melawan ISIS dapat disimpulkan dalam pertemuan puncak NATO di Brussel pada 25 Mei mendatang.
Sementara NATO secara tidak resmi merupakan bagian dari koalisi anti-ISIS. Pada bulan Juli 2016, mereka sepakat untuk menyediakan pesawat AWACS untuk misi pengintaian di Suriah dan Irak. Pada bulan Oktober, Jerman setuju untuk memasok prajurit dan pesawat. Aliansi tersebut juga melaksanakan misi pengembangan kapasitas di Irak, melatih pasukan Irak memerangi ISIS.
Hal itu diungkapkan Mikser selama bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal NATO, Rose Gottemoeller, seperti disitat dari Sputniknews, Minggu (14/5/2017).
"Meskipun NATO telah lama berperang melawan terorisme dengan cara yang berbeda, kami mendukung peningkatan efektivitas dan visibilitas tindakan ini," kata Mikser.
"Satu langkah ke arah ini adalah NATO bergabung dengan koalisi yang memerangi organisasi teroris ISIS; dan Estonia pasti akan mendukung langkah ini," imbuhnya.
Mikser dan Gottemoeller juga membahas hubungan Rusia-NATO dan kerja sama antara Uni Eropa dan NATO.
Awal pekan ini, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, perundingan mengenai partisipasi formal NATO dalam operasi koalisi internasional pimpinan AS melawan ISIS dapat disimpulkan dalam pertemuan puncak NATO di Brussel pada 25 Mei mendatang.
Sementara NATO secara tidak resmi merupakan bagian dari koalisi anti-ISIS. Pada bulan Juli 2016, mereka sepakat untuk menyediakan pesawat AWACS untuk misi pengintaian di Suriah dan Irak. Pada bulan Oktober, Jerman setuju untuk memasok prajurit dan pesawat. Aliansi tersebut juga melaksanakan misi pengembangan kapasitas di Irak, melatih pasukan Irak memerangi ISIS.
(ian)