Situs Kampanye Trump Hapus Semua Tulisan 'Larangan Muslim'
A
A
A
NEW YORK - Situs kampanye Donald Trump yang digunakan semasa kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) telah menghapus semua tulisan “larangan Muslim”. Tulisan itu direvisi menjadi “larangan perjalanan” sesuai keputusan pengadilan.
Kini, tulisan ”larangan Muslim” tidak akan muncul lagi di laman kampanye Trump yang aktif digunakan saat dia jadi kandidat presiden AS.
Administrasi Gedung Putih saat ini mencoba untuk mempertahankan seruan “larangan perjalanan”. Seruan ini dianggap berbeda dengan seruan “larangan Muslim” yang dianggap inkonstitusional karena terkesan menargetkan satu agama, yakni Islam.
Pemerintah Presiden Donald Trump dalam kebijakan imigrasi yang ketat telah melarang pengungsi dan imigran asal tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim di Timur Tengah dan Afrika untuk masuk AS. Tujuan larangan itu diklaim untuk mencegah terorisme di AS.
Setelah menjadi kontroversi selama berhari-hari, larangan yang dikeluarkan melalui surat perintah eksekutif tersebut dihentikan oleh hakim pengadilan federal.
Dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin (8/5/2017), wartawan ABC, Cecilia Vega, bertanya kepada juru bicara Gedung Putih Sean Spicer; ”Mengapa situs pertanyaan tersebut secara eksplisit menyerukan ‘mencegah imigran Muslim’ dan dikatakan 'Donald J Trump menyerukan total dan lengkap menutup akses umat Islam yang memasuki Amerika Serikat’?.”
Spicer tampaknya tidak sadar bahwa tulisan “larangan Muslim” masih ada di situs kampanye Trump. Spicer berpendapat bahwa pemerintah hanya berbicara tentang larangan tersebut sebagai ”larangan perjalanan” dalam kepentingan keamanan nasional AS.
Vega kemudian menuliskan tweet beberapa menit kemudian bahwa tulisan “larangan Muslim” telah dihapus di situs kampanye Trump.
“Beberapa menit setelah kami bertanya kepada WH (Gedung Putih), mengapa situs kampanye Presiden masih menyerukan larangan Muslim, nampaknya pernyataan tersebut telah dihapus,” tulis Vega melalui akun Twitter @CeciliaVega, yang dikutip Selasa (9/5/2017).
Kini, tulisan ”larangan Muslim” tidak akan muncul lagi di laman kampanye Trump yang aktif digunakan saat dia jadi kandidat presiden AS.
Administrasi Gedung Putih saat ini mencoba untuk mempertahankan seruan “larangan perjalanan”. Seruan ini dianggap berbeda dengan seruan “larangan Muslim” yang dianggap inkonstitusional karena terkesan menargetkan satu agama, yakni Islam.
Pemerintah Presiden Donald Trump dalam kebijakan imigrasi yang ketat telah melarang pengungsi dan imigran asal tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim di Timur Tengah dan Afrika untuk masuk AS. Tujuan larangan itu diklaim untuk mencegah terorisme di AS.
Setelah menjadi kontroversi selama berhari-hari, larangan yang dikeluarkan melalui surat perintah eksekutif tersebut dihentikan oleh hakim pengadilan federal.
Dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin (8/5/2017), wartawan ABC, Cecilia Vega, bertanya kepada juru bicara Gedung Putih Sean Spicer; ”Mengapa situs pertanyaan tersebut secara eksplisit menyerukan ‘mencegah imigran Muslim’ dan dikatakan 'Donald J Trump menyerukan total dan lengkap menutup akses umat Islam yang memasuki Amerika Serikat’?.”
Spicer tampaknya tidak sadar bahwa tulisan “larangan Muslim” masih ada di situs kampanye Trump. Spicer berpendapat bahwa pemerintah hanya berbicara tentang larangan tersebut sebagai ”larangan perjalanan” dalam kepentingan keamanan nasional AS.
Vega kemudian menuliskan tweet beberapa menit kemudian bahwa tulisan “larangan Muslim” telah dihapus di situs kampanye Trump.
“Beberapa menit setelah kami bertanya kepada WH (Gedung Putih), mengapa situs kampanye Presiden masih menyerukan larangan Muslim, nampaknya pernyataan tersebut telah dihapus,” tulis Vega melalui akun Twitter @CeciliaVega, yang dikutip Selasa (9/5/2017).
(mas)