Klaim Seks Oral Tewaskan Pacarnya, Pria AS Ingin Tunjukkan Kemaluan ke Hakim

Senin, 08 Mei 2017 - 10:23 WIB
Klaim Seks Oral Tewaskan Pacarnya, Pria AS Ingin Tunjukkan Kemaluan ke Hakim
Klaim Seks Oral Tewaskan Pacarnya, Pria AS Ingin Tunjukkan Kemaluan ke Hakim
A A A
FLORIDA - Pria Amerika Serikat (AS), Richard Henry Patterson, yang jadi terdakwa kasus pembunuhan sang pacar mengajukan permintaan kepada hakim untuk menunjukkan organ kemaluannya. Permintaan itu untuk memperkuat klaimnya bahwa pacarnya tewas “kecelakaan” saat seks oral dengannya.

Patterson, 65, dituduh membunuh pacarnya, Francisca Marquinez, 60, pada bulan Oktober 2015 di kamar tidurnya.

Namun, dia menyangkal tuduhan itu dan mengklaim korban tewas akibat tersedak saat melakukan seks oral. Hakim pengadilan di Florida mempertimbangkan permintaan terdakwa.

Terdakwa yang seorang pensiunan asal Margate, Fort Lauderdale, sebelumnya dilaporkan telah mencekik Marquinez. Namun, dia tak pernah membuat pengakuan secara terbuka terkait laporan itu.

Pengacara terdakwa, Ken Padowitz, mengatakan bahwa ukuran organ vital kliennya merupakan kunci pembelaannya saat persidangan dimulai.

”Dr. Ronald Wright, seorang saksi ahli dan mantan pemeriksa medis Broward County, akan bersaksi bahwa kematiannya (korban) konsisten, tanpa disengaja secara seksual selama seks oral,” tulis Padowitz dalam sebuah mosi.

”Ini material dan relevan. Pandangan oleh dewan juri (hakim) sangat penting bagi mereka untuk memahami sepenuhnya kesaksian Dr. Wright dan pembelaan dalam kasus ini,” lanjut pengacara tersebut, seperti dikutip Daily Mirror, Senin (8/5/2017).

Pengungkapan organ vital kliennya akan dilakukan secara pribadi, di mana hanya dilakukan di depan hakim, pengacara, dan juru sita.

Belum ada tanggal kepastian tentang jawaban dari permintaan terdakwa. Patterson telah didakwa melakukan pembunuhan tingkat dua dan sidang akan dilanjutkan pada 15 Mei mendatang.

Laporan media lokal mengutip hasil auotopsi menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda trauma dan tidak ada memar di leher korban. Namun, pemeriksaan medis belum menyimpulkan penyebab kematian korban.

“Sangat jarang terjadi dalam kasus pembunuhan yang tidak dapat dipastikan oleh petugas pemeriksa medis bahwa kematiannya adalah pembunuhan,” kata Padowitz.

Pada saat kematian korban, Patterson telah memberi tahu putrinya dalam sebuah pesan teks bahwa dia ”melakukan sesuatu yang buruk”.

Dia kemudian mengatakan kepada seorang teman. "Saya mencekiknya. Saya mencekik Francisca,” bunyi pengakuan kala itu.

Tapi pengacara menyangkalnya. ”Dia bilang dia mencekiknya, dia tidak pernah mengatakan bahwa dia mencekiknya,” ujar Padowitz.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6489 seconds (0.1#10.140)