Putra Raja Salman Bicara Imam Mahdi dan Rencana Iran Kuasai Dunia Muslim

Rabu, 03 Mei 2017 - 00:45 WIB
Putra Raja Salman Bicara...
Putra Raja Salman Bicara Imam Mahdi dan Rencana Iran Kuasai Dunia Muslim
A A A
RIYADH - Deputi Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman mengatakan, mustahil negaranya dialog dengan Iran. Menurut putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ini, dalam logika Teheran adalah menanti kedatangan Imam Mahdi dan bersiap menguasai dunia Muslim.

Anak Raja Arab Saudi ini dalam wawancara televisi yang disiarkan hari Selasa mengklaim bahwa negaranya mampu menghancurkan milisi Iran di Yaman, sebuah negara yang jadi medan tempur koalisi negara-negara Teluk Arab pimpinan Saudi dengan pemberontak Houthi.

Saudi yang telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran terus bersaing untuk menjadi negara paling berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Saudi beberapa kali menuduh Iran mendukung kelompok Houthi Yaman baik secara finansial maupun militer, namun Teheran menyangkalnya.

Ketika ditanya apakah Arab Saudi siap untuk membuka dialog langsung dengan Iran, Mohammed mengatakan bahwa tidak mungkin untuk berbicara dengan sebuah kekuatan yang merencanakan kembalinya Imam Mahdi.

Menurutnya, muncul keyakinan bahwa ada warga Syiah yang diyakini sebagai keturunan Nabi yang bersembunyi 1.000 tahun yang lalu dan akan kembali mendirikan pemerintahan Islam global sebelum dunia kiamat.

”Bagaimana Anda berdialog dengan ini (Iran)?," tanya Mohammed dalam wawancara yang telah diunggah di media sosial, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (3/5/2017).

”Logika (Iran) adalah bahwa Imam Mahdi akan datang dan mereka harus mempersiapkan lingkungan yang subur untuk kedatangan (Imam) Mahdi yang ditunggu dan mereka harus mengendalikan dunia Muslim,” lanjut Mohammed yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi.

Di bawah konstitusi Iran sejak revolusi 1979, pemimpin tertinggi negara tersebut adalah wakil duniawi Imam Mahdi sampai sosok sang imam tersebut kembali.

Pangeran Mohammed juga mengomentari laporan bahwa setelah dua tahun intervensi militer Saudi dan sekutunya di Yaman, kelompok Houthi yang bersekutu dengan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh masih mengendalikan sebagian besar wilayah Yaman dengan senjata yang melimpah.

”Kami bisa mencabut habis Houthi dan Saleh dalam hitungan hari,” klaim Mohammed. Namun, dia menolak menjelaskan strategi untuk mengalahkan kelompok Houthi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1312 seconds (0.1#10.140)