Horor Pemerintahan Komunis China Era Mao Zedong
A
A
A
BEIJING - Nama Mao Zedong mungkin tidak terlalu akrab di telinga sebagian besar orang saat ini. Mao adalah mantan pemimpin China pada tahun 1949 hingga 1976, era yang disebut sebagai masa-masa penuh ketakutan di China.
Mao adalah seorang tiran, dan disebut telah menewaskan jutaan orang. Sejauh ini belum ada angka pasti mengenai berapa banyak warga China yang tewas pada masa pemerintahan Mao. Sejumlah peneliti menyebut 40 juta orang dan peneliti lainnya menyebut 100 juta orang.
Melansir Bussines Insder pada Selasa (2/5), Mao, seorang penganut sistem komunis. Ia mulai memimpin China setelah dia berhasil memenangkan perang saudara yang berlangsung paska perang dunia kedua. Perang saudara ini menewaskan setidaknya sembilan juta orang.
Sejak Mao memimpin, nila-nilai tradisional China, seperti Lao-Tzu, Taoisme, dan Konfusianisme, yang mayoritas mengajakan perdamaian, kerendahan hati, dan modernisasi, tergerus oleh paham komunis yang dianutnya.
Komunisasi di China pada era Mao berlangsung dalam tiga tahap, yakni pembersihan, rencana, dan kambing hitam. Pertama, ada pembersihan untuk mewujudkan komunisme. Ada gerilyawan yang membunuh dan menyebar untuk menasionalisasi. Saar itu, gereja-gereja harus dihancurkan.
Kontrarevolusi harus diturunkan. Kekerasan dimulai di negara ini dan kemudian menyebar ke kota-kota. Semua petani dibagi menjadi empat kelas yang dianggap dapat diterima secara politis, yakni miskin, semi miskin, rata-rata, dan kaya.
Semua orang dianggap sebagai pemilik tanah dan ditargetkan untuk dieliminasi. Jika tidak ada pemilik tanah yanh dapat ditemukan, golongan yang dianggap kaya sering disertakan dalam kelompok ini. Kelas itu ditemukan dalam serangkaian "pertemuan kepahitan" di seluruh negeri di mana orang-orang menoleh ke tetangga mereka karena memiliki properti dan tidak setia secara politis. Mereka yang begitu dianggap segera dieksekusi bersama dengan mereka yang bersimpati dengan mereka.
Kampanye tersebut kemudian berpindah ke kota. Siapa pun yang dicurigai terlibat dalam prostitusi, perjudian, penghindaran pajak, kebohongan, penipuan, penawaran opium, atau rahasia negara dieksekusi sebagai "bandit".
Mao kemudian membawa Kampanye Seratus Bunga dalam dua bulan pada 1957. Orang didorong untuk berbicara dengan bebas dan memberikan sudut pandang mereka, sebuah kesempatan yang sangat menggoda bagi para intelektual. Namun, liberalisasi itu hanya singkat dan tipuan. Semua orang yang berbicara menentang pemerintah China ditangkap dan dipenjara. Sekitar 400 ribu orang dipenjara, dimana 10 persennya adalah pelajar.
Kekejaman Mao terus berlanjut dengan sejumlah kebijakan horor yang dibuat. Mao meninggal dunia pada tahun 1976, yang menjadi tanda berakhirnya rezim komunis yang ia bangun. Beberapa bulan setelah Mao meninggal, reformasi berlangsung di China, kebebasan sipil dipulihkan dan rehabilitasi dimulai.
Mao adalah seorang tiran, dan disebut telah menewaskan jutaan orang. Sejauh ini belum ada angka pasti mengenai berapa banyak warga China yang tewas pada masa pemerintahan Mao. Sejumlah peneliti menyebut 40 juta orang dan peneliti lainnya menyebut 100 juta orang.
Melansir Bussines Insder pada Selasa (2/5), Mao, seorang penganut sistem komunis. Ia mulai memimpin China setelah dia berhasil memenangkan perang saudara yang berlangsung paska perang dunia kedua. Perang saudara ini menewaskan setidaknya sembilan juta orang.
Sejak Mao memimpin, nila-nilai tradisional China, seperti Lao-Tzu, Taoisme, dan Konfusianisme, yang mayoritas mengajakan perdamaian, kerendahan hati, dan modernisasi, tergerus oleh paham komunis yang dianutnya.
Komunisasi di China pada era Mao berlangsung dalam tiga tahap, yakni pembersihan, rencana, dan kambing hitam. Pertama, ada pembersihan untuk mewujudkan komunisme. Ada gerilyawan yang membunuh dan menyebar untuk menasionalisasi. Saar itu, gereja-gereja harus dihancurkan.
Kontrarevolusi harus diturunkan. Kekerasan dimulai di negara ini dan kemudian menyebar ke kota-kota. Semua petani dibagi menjadi empat kelas yang dianggap dapat diterima secara politis, yakni miskin, semi miskin, rata-rata, dan kaya.
Semua orang dianggap sebagai pemilik tanah dan ditargetkan untuk dieliminasi. Jika tidak ada pemilik tanah yanh dapat ditemukan, golongan yang dianggap kaya sering disertakan dalam kelompok ini. Kelas itu ditemukan dalam serangkaian "pertemuan kepahitan" di seluruh negeri di mana orang-orang menoleh ke tetangga mereka karena memiliki properti dan tidak setia secara politis. Mereka yang begitu dianggap segera dieksekusi bersama dengan mereka yang bersimpati dengan mereka.
Kampanye tersebut kemudian berpindah ke kota. Siapa pun yang dicurigai terlibat dalam prostitusi, perjudian, penghindaran pajak, kebohongan, penipuan, penawaran opium, atau rahasia negara dieksekusi sebagai "bandit".
Mao kemudian membawa Kampanye Seratus Bunga dalam dua bulan pada 1957. Orang didorong untuk berbicara dengan bebas dan memberikan sudut pandang mereka, sebuah kesempatan yang sangat menggoda bagi para intelektual. Namun, liberalisasi itu hanya singkat dan tipuan. Semua orang yang berbicara menentang pemerintah China ditangkap dan dipenjara. Sekitar 400 ribu orang dipenjara, dimana 10 persennya adalah pelajar.
Kekejaman Mao terus berlanjut dengan sejumlah kebijakan horor yang dibuat. Mao meninggal dunia pada tahun 1976, yang menjadi tanda berakhirnya rezim komunis yang ia bangun. Beberapa bulan setelah Mao meninggal, reformasi berlangsung di China, kebebasan sipil dipulihkan dan rehabilitasi dimulai.
(esn)