Bocoran Snowden: NSA Beri Jepang Akses Program Penyadapan Massal
A
A
A
TOKYO - Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS) ternyata memberikan Jepang akses ke program pengawasan Internet massal yang dikenal sebagai XKEYSCORE. Hal itu terungkap dari dokumen NSA yang dibocorkan whistleblower Edward Joseph Snowden.
Bocoran Snowden yang dirilis Intercept, semalam (24/4/2017), mengungkap bahwa Jepang mulai berbagi data intelijen dengan NSA pada bulan September 2012.
Sebagai imbalannya, NSA membantu melatih agen Jepang dan memberi akses kepada Direktorat Jendral Sinyal Jepang untuk mengakses XKEYSCORE, sebuah program yang digunakan NSA untuk mengumpulkan data pengguna internet secara massal.
Ketika bocoran dokumen ini muncul, Kementerian Pertahanan Jepang menolak untuk mengomentarinya.
Snowden yang sebelumnya bekerja sebagai kontraktor NSA melarikan diri dari AS pada 2013 dengan membawa banyak dokumen rahasia yang menurut pemerintah AS sebagai aksi pencurian. Sejak itu, Snowden mulai membocorkan dokumen-dokumen rahasia AS termasuk dokumen tentang penyadapan global NSA.
Snowden semula melarikan diri ke Hong Kong. Dia kemudian berencana lari ke Amerika Latin namun terjebak di Moskow, Rusia, karena paspornya dicabut oleh pemerintah Barack Obama pada saat itu. Pada 2014, Snowden diberi suaka oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan hingga kini masih bersembunyi di Moskow.
Dokumen yang dibocorkan Snowden kali ini juga mengungkap hubungan “mesra” agan intelijen AS dan Jepang yang sebenarnya terjalin sejak 1050-an.
Kantor berita Jepang, NHK, yang ikut merilis bocoran Snowden melaporkan, Jepang telah mengizinkan NSA untuk mempertahankan setidaknya tiga basis di wilayahnya. Sebagai imbalannya, NSA telah menyediakan peralatan canggih dan program penyadapan massal kepada mata-mata Jepang.
Bocoran Snowden yang dirilis Intercept, semalam (24/4/2017), mengungkap bahwa Jepang mulai berbagi data intelijen dengan NSA pada bulan September 2012.
Sebagai imbalannya, NSA membantu melatih agen Jepang dan memberi akses kepada Direktorat Jendral Sinyal Jepang untuk mengakses XKEYSCORE, sebuah program yang digunakan NSA untuk mengumpulkan data pengguna internet secara massal.
Ketika bocoran dokumen ini muncul, Kementerian Pertahanan Jepang menolak untuk mengomentarinya.
Snowden yang sebelumnya bekerja sebagai kontraktor NSA melarikan diri dari AS pada 2013 dengan membawa banyak dokumen rahasia yang menurut pemerintah AS sebagai aksi pencurian. Sejak itu, Snowden mulai membocorkan dokumen-dokumen rahasia AS termasuk dokumen tentang penyadapan global NSA.
Snowden semula melarikan diri ke Hong Kong. Dia kemudian berencana lari ke Amerika Latin namun terjebak di Moskow, Rusia, karena paspornya dicabut oleh pemerintah Barack Obama pada saat itu. Pada 2014, Snowden diberi suaka oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan hingga kini masih bersembunyi di Moskow.
Dokumen yang dibocorkan Snowden kali ini juga mengungkap hubungan “mesra” agan intelijen AS dan Jepang yang sebenarnya terjalin sejak 1050-an.
Kantor berita Jepang, NHK, yang ikut merilis bocoran Snowden melaporkan, Jepang telah mengizinkan NSA untuk mempertahankan setidaknya tiga basis di wilayahnya. Sebagai imbalannya, NSA telah menyediakan peralatan canggih dan program penyadapan massal kepada mata-mata Jepang.
(mas)