Otak Serangan Bom St. Petersburg Menolak Mengaku Bersalah
A
A
A
MOSKOW - Sosok yang diduga otak dari serangan bom di stasiun kereta bawah tanah St. Petersburg, Rusia, Azimov Abror Akhralovich dilaporkan menolak mengaku bersalah. Penolakannya itu disampaikan di hadapan penyidik.
Azimov mengatakan, dia memang terlibat dalam serangan tersebut. Namun, dia tidak terlibat secara langsung, oleh karena itu dia menolak untuk mengaku bersalah atas serangan yang menewaskan puluhan orang itu.
"Saya tidak keberatan dengan penangkapan, tapi apa yang Jaksa katakan tentang saya mengakui kesalahan adalah tidak benar. Saya terlibat, tetapi tidak secara langsung. Saya diberi perintah. Saya tidak menyadari saya terlibat dalam serangan teror," ucap Azimov, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (18/4).
Azimov Abror Akhralovich, diketahui lahir pada tahun 1990, dan penduduk asli wilayah Asia Tengah. FSB mengatakan, ia adalah sosok yang melatih pelaku bom bunuh diri di St. Petersburg, Akbarzhon Jalilov.
Seperti diketahui, pada tanggal 3 April lalu terjadi sebuah ledakan di dalam sebuah kereta api bawah tanah di St. Petersburg. Serangan itu menewaskan lebih dari 20 orang, dan melukai lebih 50 orang lainnya.
Azimov mengatakan, dia memang terlibat dalam serangan tersebut. Namun, dia tidak terlibat secara langsung, oleh karena itu dia menolak untuk mengaku bersalah atas serangan yang menewaskan puluhan orang itu.
"Saya tidak keberatan dengan penangkapan, tapi apa yang Jaksa katakan tentang saya mengakui kesalahan adalah tidak benar. Saya terlibat, tetapi tidak secara langsung. Saya diberi perintah. Saya tidak menyadari saya terlibat dalam serangan teror," ucap Azimov, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (18/4).
Azimov Abror Akhralovich, diketahui lahir pada tahun 1990, dan penduduk asli wilayah Asia Tengah. FSB mengatakan, ia adalah sosok yang melatih pelaku bom bunuh diri di St. Petersburg, Akbarzhon Jalilov.
Seperti diketahui, pada tanggal 3 April lalu terjadi sebuah ledakan di dalam sebuah kereta api bawah tanah di St. Petersburg. Serangan itu menewaskan lebih dari 20 orang, dan melukai lebih 50 orang lainnya.
(esn)