Live di Facebook, Steve Stephens Klaim Bunuh 15 Orang di AS
A
A
A
CLEVELAND - Pria Amerika Serikat (AS) bernama Steve Stephens, menjadi buron yang dipaling oleh aparat Kepolisian Cleveland, Ohio, setelah membuat klaim sudah membunuh 15 orang. Klaim itu disampaikan melalui siaran langsung (live) di Facebook.
Kepolisi Cleveland mendesak tersangka pembunuh massal itu menyerahkan diri. Meski mengaku telah membunuh 15 orang, polisi mengaku belum menemukan bukti untuk mendukung klaim tersebut.
”Semua orang di luar sana mencari Steve," kata Kepala Polisi Cleveland Calvin Williams, dalam konferensi pers dengan Wali Kota Frank Jackson.
Mereka mengatakan bahwa Stephens mengendarai mobil Ford putih atau berwarna krem. Pria itu juga memegang senjata dan dinyatakan berbahaya.
”Kami ingin ini berakhir dengan perdamaian seperti yang kita bisa untuk membawanya sekarang,” ujar Williams, seperti dilansir Reuters, Senin (17/4/2017).
Polisi mengatakan Stephens menggunakan Facebook untuk mengirim video, di mana dia membunuh seorang pria yang diidentifikasi polisi bernama Robert Godwin Sr, 74. Stephens diyakini tidak mengenal korban.
Facebook, media sosial terbesar yang digunakan oleh lebih dari 1,2 miliar orang setiap hari mengecam tindakan tersangka yang menggunakan situs jejaring sosial untuk mengklaim kejahatannya.
”Ini adalah kejahatan mengerikan dan kami tidak mengizinkan jenis konten (seperti ini) di Facebook,” kata pihak perusahaan Facebook, melalui seorang juru bicara.
“Kami bekerja keras untuk menjaga lingkungan yang aman di Facebook, dan berhubungan dengan penegakan hukum dalam keadaan darurat ketika ada ancaman langsung terhadap keselamatan fisik,” lanjut pihak Facebook.
Ini bukan pertama kalinya kejahatan serius telah di-posting di Facebook. Pada bulan Januari, empat pria kulit hitam di Chicago yang dituduh menyerang seorang pria cacat putih 18 tahun juga memanfaatkan media sosial tersebut untuk membuat ejekan rasial anti-kulit putih. Sebulan kemudian, para tersangka mengaku tidak bersalah menyerang korban.
Kepolisi Cleveland mendesak tersangka pembunuh massal itu menyerahkan diri. Meski mengaku telah membunuh 15 orang, polisi mengaku belum menemukan bukti untuk mendukung klaim tersebut.
”Semua orang di luar sana mencari Steve," kata Kepala Polisi Cleveland Calvin Williams, dalam konferensi pers dengan Wali Kota Frank Jackson.
Mereka mengatakan bahwa Stephens mengendarai mobil Ford putih atau berwarna krem. Pria itu juga memegang senjata dan dinyatakan berbahaya.
”Kami ingin ini berakhir dengan perdamaian seperti yang kita bisa untuk membawanya sekarang,” ujar Williams, seperti dilansir Reuters, Senin (17/4/2017).
Polisi mengatakan Stephens menggunakan Facebook untuk mengirim video, di mana dia membunuh seorang pria yang diidentifikasi polisi bernama Robert Godwin Sr, 74. Stephens diyakini tidak mengenal korban.
Facebook, media sosial terbesar yang digunakan oleh lebih dari 1,2 miliar orang setiap hari mengecam tindakan tersangka yang menggunakan situs jejaring sosial untuk mengklaim kejahatannya.
”Ini adalah kejahatan mengerikan dan kami tidak mengizinkan jenis konten (seperti ini) di Facebook,” kata pihak perusahaan Facebook, melalui seorang juru bicara.
“Kami bekerja keras untuk menjaga lingkungan yang aman di Facebook, dan berhubungan dengan penegakan hukum dalam keadaan darurat ketika ada ancaman langsung terhadap keselamatan fisik,” lanjut pihak Facebook.
Ini bukan pertama kalinya kejahatan serius telah di-posting di Facebook. Pada bulan Januari, empat pria kulit hitam di Chicago yang dituduh menyerang seorang pria cacat putih 18 tahun juga memanfaatkan media sosial tersebut untuk membuat ejekan rasial anti-kulit putih. Sebulan kemudian, para tersangka mengaku tidak bersalah menyerang korban.
(mas)