Kasus Kekerasan Seperti Novel Baswedan Bukan Hal Baru di Dunia

Rabu, 12 April 2017 - 11:15 WIB
Kasus Kekerasan Seperti Novel Baswedan Bukan Hal Baru di Dunia
Kasus Kekerasan Seperti Novel Baswedan Bukan Hal Baru di Dunia
A A A
JAKARTA - Kasus kekerasan yang dialami penyidik senior KPK, Novel Baswedan bukan hal baru di dunia. Di negara lain ancaman pembunuhan bahkan sampai hilangnya nyawa sudah beberapa kali terjadi.

Di Inggris misalnya. Seorang detektis swasta Daniel Morgan, ditemukan tewas dengan luka bekas bacokan kapak di Sydenham, London Timur Laut, Maret 1987. Morgan hanya beberapa langkah lagi bisa mengekspos skandal korupsi aparat kepolisian.

Jelas kejadian ini membuat geger Inggris. Masyarakat setempat pun menandai tragedi itu sebagai kenangan buruk dari tindak korupsi di Layanan Polisi Metropolitan karena kasusnya tidak terpecahkan. Selain sering dihambat kurangnya bukti, banyak polisi yang membantah terlibat dalam perencanaan pembunuhan Morgan. Dari hasil penyelidikan menunjukkan polisi melakukan korupsi, perdagangan narkoba, dan perampokan.

Hal memilukan juga terjadi di Rusia yang menimpa pengacara Nikolai Gorokhov. Ia terluka akibat jatuh dari apartemennya. Gorokhov merupakan kuasa hukum keluarga Sergei L Magnitsky yang berhasil menguak kasus korupsi pajak di Rusia pada 2009.

Magnitsky tewas di penjara dan meninggalkan tanda tanya besar. Pengungkapan kasus ini menjadi tugas berat yang harus diselesaikan Gorokhov. Pada akhir Maret lalu, Gorokhov di duga didorong dari lantai empat apartemennya di Moskow sehingga terjatuh dan mengalami luka serius.

Kejadian ini hanya sehari sebelum sidang di pengadilan Moskow digelar. Gorokhov berencana menunjukkan bukti baru atas kasus Magnitsky. "Ini bukan sebuah kecelakaan," kata William Browder.

Browder, pendiri Hermitage Capital Management tempat Gorokhov bekerja, mengatakan kepada The New York Times kasus Magnitsky memiliki risiko besar karena taruhannya nyawa. Dia sendiri bahkan diancam akan dibunuh, baik langsung atau tidak. "Di Rusia, preman itu memakai jas dan bekerja untuk pemerintah," katanya.

Ancaman juga dialami para jurnalis yang mencoba menguak kasus korupsi. Banyak wartawan telah menjadi korban seperti di India, Brasil, dan Meksiko. Berdasarkan Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), 27 jurnalis di India tewas dibunuh sejak 1992 atas aksi mereka mengungkap kebobrokan pemerintah.

Wartawan lepas Jagendra Singh tewas dibakar oleh oknum polisi pada Juni 2015 setelah menyelidiki tuduhan keterlibat an pejabat lokal dalam kasus pencaplokan lahan dan pemerkosaan.

Di Brasil, jurnalis bernama Mario Randolfo Marques juga tewas ditembak pada 2012. Setahun sebelumnya, dia di tembak lima kali dan sempat koma. (Muh Shamil)
(bbk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5193 seconds (0.1#10.140)