Tentara Irak Angkat 61 Jasad dari Reruntuhan Gedung
A
A
A
BAGHDAD - Militer Irak kemarin menemukan 61 jasad di reruntuhan gedung di Mosul Barat. Gedung itu sebelumnya dipasangi bom oleh militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Belum dapat dipastikan apakah gedung itu runtuh akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) atau akibat bom ISIS.
Saat pencarian korban terus dilakukan, tim penyelamat menemukan satu bom mobil di dekat gedung tersebut. Laporan terbaru dari militer Irak itu setelah muncul laporan oleh para saksi mata dan pejabat lokal bahwa sebanyak 200 jasad telah dikeluarkan dari puing gedung itu setelah serangan pasukan koalisi pekan lalu menargetkan militan ISIS di wilayah al-Jadida.
Insiden di gedung tersebut masih belum dapat dipastikan penyebabnya karena sulit mendapatkan konfirmasi dari pasukan Irak yang sedang memerangi ISIS di Mosul Barat. Pasukan koalisi Sabtu (25/3) melancarkan serangan terhadap ISIS di wilayah tersebut, tapi tidak ada laporan tentang korban tewas atau rincian lain.
“Apa yang terjadi di wilayah barat Mosul sangat serius dan tak dapat ditoleransi dengan situasi apa pun,” ungkap juru bicara parlemen Irak Salim al- Jabouri, dikutip kantor berita Reuters.
ISIS menggunakan ratusan warga sipil sebagai tameng manusia untuk menghadapi serangan dari militer Irak dan pasukan koalisi AS. Warga sipil itu ditempatkan di bagian lantai paling bawah. Gedung juga telah dipasangi bom untuk siap diledakkan kapan pun. Saat terjadi serangan udara, kelompok ISIS membalas tembakan dari gedung tersebut.
Wali Kota Mosul Abdul Sattar al-Habbo yang mengawasi proses evakuasi korban mengatakan tim penyelamat menemukan 240 jenazah dari reruntuhan gedung itu. Sebelumnya diprediksi jumlah korban tewas hanya sekitar 130 orang.
Seorang pejabat lokal dan dua saksi mata lainnya menambahkan, serangan udara pasukan koalisi menargetkan truk besar yang berisi bom sehingga memicu ledakan sangat besar yang meruntuhkan bangunan tersebut. Insiden ini menunjukkan rumitnya pertempuran di Mosul.
Kebanyakan anggota ISIS bersembunyi di rumah-rumah warga sipil dan menggunakan jalan sempit serta lorong untuk keuntungan mereka. Situasi ini memaksa pasukan Irak melakukan pertempuran jarak dekat di jalanan Kota Mosul.
Juru bicara militer Irak mengatakan tewasnya ratusan warga sipil ini membuat pasukan Irak menghentikan sementara upaya merebut kembali Kota Mosul. “Tingginya angka kematian warga sipil di Kota Tua memaksa kami menghentikan operasi. Kami harus meninjau kembali rencana yang dibuat,” papar juru bicara Kepolisian Federal pada Sabtu (26/3).
Saat pencarian korban terus dilakukan, tim penyelamat menemukan satu bom mobil di dekat gedung tersebut. Laporan terbaru dari militer Irak itu setelah muncul laporan oleh para saksi mata dan pejabat lokal bahwa sebanyak 200 jasad telah dikeluarkan dari puing gedung itu setelah serangan pasukan koalisi pekan lalu menargetkan militan ISIS di wilayah al-Jadida.
Insiden di gedung tersebut masih belum dapat dipastikan penyebabnya karena sulit mendapatkan konfirmasi dari pasukan Irak yang sedang memerangi ISIS di Mosul Barat. Pasukan koalisi Sabtu (25/3) melancarkan serangan terhadap ISIS di wilayah tersebut, tapi tidak ada laporan tentang korban tewas atau rincian lain.
“Apa yang terjadi di wilayah barat Mosul sangat serius dan tak dapat ditoleransi dengan situasi apa pun,” ungkap juru bicara parlemen Irak Salim al- Jabouri, dikutip kantor berita Reuters.
ISIS menggunakan ratusan warga sipil sebagai tameng manusia untuk menghadapi serangan dari militer Irak dan pasukan koalisi AS. Warga sipil itu ditempatkan di bagian lantai paling bawah. Gedung juga telah dipasangi bom untuk siap diledakkan kapan pun. Saat terjadi serangan udara, kelompok ISIS membalas tembakan dari gedung tersebut.
Wali Kota Mosul Abdul Sattar al-Habbo yang mengawasi proses evakuasi korban mengatakan tim penyelamat menemukan 240 jenazah dari reruntuhan gedung itu. Sebelumnya diprediksi jumlah korban tewas hanya sekitar 130 orang.
Seorang pejabat lokal dan dua saksi mata lainnya menambahkan, serangan udara pasukan koalisi menargetkan truk besar yang berisi bom sehingga memicu ledakan sangat besar yang meruntuhkan bangunan tersebut. Insiden ini menunjukkan rumitnya pertempuran di Mosul.
Kebanyakan anggota ISIS bersembunyi di rumah-rumah warga sipil dan menggunakan jalan sempit serta lorong untuk keuntungan mereka. Situasi ini memaksa pasukan Irak melakukan pertempuran jarak dekat di jalanan Kota Mosul.
Juru bicara militer Irak mengatakan tewasnya ratusan warga sipil ini membuat pasukan Irak menghentikan sementara upaya merebut kembali Kota Mosul. “Tingginya angka kematian warga sipil di Kota Tua memaksa kami menghentikan operasi. Kami harus meninjau kembali rencana yang dibuat,” papar juru bicara Kepolisian Federal pada Sabtu (26/3).
(esn)