Serangan Udaranya Tewaskan Warga Sipil, AS Lakukan Penyelidikan
A
A
A
BAGHDAD - Pihak militer dan pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS) tengah menyelidiki laporan serangan udara AS tewaskan warga sipil di Mosul, Irak. Disebut 200 warga sipil tewas dalam serangan yang terjadi pada pekan lalu itu.
Baca Juga: Serangan Udara Koalisi AS Tewaskan 237 Warga Sipil di Mosul
Pejabat di Pusat Komando AS (CENTCOM) menyelidiki apakah serangan tersebut dilakukan oleh AS atau anggota koalisi lainnya, atau bahkan oleh ISIS. Penyelidikian juga termasuk terhadap jumlah korban sipil yang tewas.
CENTCOM mengatakan pemeriksaan awal dari data serangan pada minggu 16-23 Maret menyebut pasukan koalisi telah menyerang ISIS dan peralatannya pada 17 Maret di Mosul barat. Lokasi penyerangan tersebut sesuai dengan laporan korban sipil.
Pejabat di Amerika Serikat Central Command (CENTCOM) kini menyelidiki apakah serangan Mosul dieksekusi oleh AS bukan oleh anggota koalisi lainnya, atau bahkan oleh ISIS, dan apakah jumlah korban sipil yang benar.
Baca Juga: Jet-jet Tempur AS Cs Bombardir Mosul, Puluhan Warga Sipil Tewas
CENTCOM kata peninjauan awal dari data pemogokan pada minggu 16-23 Maret rinci bahwa pasukan koalisi telah menyerang pejuang ISIS dan peralatan pada 17 Maret di Mosul barat, di lokasi yang sesuai dengan laporan dari korban sipil. Pasukan Keamanan Irak meminta peninjauan data.
"CJTF-OIR mengambil semua tuduhan korban sipil secara serius dan penyelidikan terhadap korban sipil resmi telah dibuka untuk menentukan fakta-fakta seputar serangan ini dan validitas dugaan korban sipil," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari NBC News, Minggu (26/3/2017).
CENTCOM menambahkan bahwa laporan korban sipil dikeluarkan setiap bulan, memverifikasi tuduhan dan bahwa serangan udara koalisi dilakukan sesuai dengan Hukum Perang.
Bulan Maret bisa jadi menjadi bulan paling mematikan bagi warga sipil di tangan serangan udara AS sejak perang dimulai. Jumlah korban sipil berpotensi lebih dari 1.000 warga sipil.
Menurut kelompok monitoring yang mencatat jumlah korban, Airwars, untuk pertama kalinya sejak intervensi Moskow di Suriah, klaim korban sipil yang tewas disebabkan oleh pasukan koalisi melampaui klaim terhadap Rusia.
Baca Juga: Serangan Udara Koalisi AS Tewaskan 237 Warga Sipil di Mosul
Pejabat di Pusat Komando AS (CENTCOM) menyelidiki apakah serangan tersebut dilakukan oleh AS atau anggota koalisi lainnya, atau bahkan oleh ISIS. Penyelidikian juga termasuk terhadap jumlah korban sipil yang tewas.
CENTCOM mengatakan pemeriksaan awal dari data serangan pada minggu 16-23 Maret menyebut pasukan koalisi telah menyerang ISIS dan peralatannya pada 17 Maret di Mosul barat. Lokasi penyerangan tersebut sesuai dengan laporan korban sipil.
Pejabat di Amerika Serikat Central Command (CENTCOM) kini menyelidiki apakah serangan Mosul dieksekusi oleh AS bukan oleh anggota koalisi lainnya, atau bahkan oleh ISIS, dan apakah jumlah korban sipil yang benar.
Baca Juga: Jet-jet Tempur AS Cs Bombardir Mosul, Puluhan Warga Sipil Tewas
CENTCOM kata peninjauan awal dari data pemogokan pada minggu 16-23 Maret rinci bahwa pasukan koalisi telah menyerang pejuang ISIS dan peralatan pada 17 Maret di Mosul barat, di lokasi yang sesuai dengan laporan dari korban sipil. Pasukan Keamanan Irak meminta peninjauan data.
"CJTF-OIR mengambil semua tuduhan korban sipil secara serius dan penyelidikan terhadap korban sipil resmi telah dibuka untuk menentukan fakta-fakta seputar serangan ini dan validitas dugaan korban sipil," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari NBC News, Minggu (26/3/2017).
CENTCOM menambahkan bahwa laporan korban sipil dikeluarkan setiap bulan, memverifikasi tuduhan dan bahwa serangan udara koalisi dilakukan sesuai dengan Hukum Perang.
Bulan Maret bisa jadi menjadi bulan paling mematikan bagi warga sipil di tangan serangan udara AS sejak perang dimulai. Jumlah korban sipil berpotensi lebih dari 1.000 warga sipil.
Menurut kelompok monitoring yang mencatat jumlah korban, Airwars, untuk pertama kalinya sejak intervensi Moskow di Suriah, klaim korban sipil yang tewas disebabkan oleh pasukan koalisi melampaui klaim terhadap Rusia.
(ian)