Perundingan Pelarangan Senjata Nuklir: Indonesia Dukung, Australia Boikot
A
A
A
NEW YORK - Perundingan untuk membahas pelarangan senjata nuklir akan digelar di New York, hari Senin (27/3/2017) besok. Indonesia mendukung penuh, sedangkan Australia jadi satu-satunya negara di kawasan yang memilih untuk memboikot perundingan.
Perundingan ini diperkirakan akan melibatkan hingga 120 negara. Selain Indonesia, Thailand, Selandia Baru, dan Papua Nugini menjadi negara-negara yang menonjol yang sepakat untuk melarang senjata nuklir.
Keputusan Australia untuk memboikot perundingan untuk melarang senjata nuklir ini muncul meski kekhawatiran sedang tumbuh terkait sepak terjang Korea Utara (Korut) yang melengkapi rudal-rudalnya dengan hulu ledak nuklir. Ambisi Korut untuk jadi negara nuklir ini telah memicu kekhawatiran pengamanan nuklir di bawah hukum internasional.
Munculnya negosiasi perjanjian baru untuk melarang senjata nuklir dunia ini tidak tiba-tiba, tapi diawali pemungutan suara di Majelis Umum PBB pada bulan Desember lalu. Hasil pemungutan suara disepakati negosiasi akan digelar.
”Ini adalah kesempatan pertama kami dalam lebih dari 50 tahun,” kata Richard Tanter, ketua Kampanye Internasional untuk Memusnahkan Senjata Nuklir, seperti dikutip The Sydney Morning Herald.
Australia memilih memihak negara bersenjata nuklir—termasuk Amerika Serikat—dengan menentang perjanjian baru untuk pemusnahan senjata mengerikan itu. Meski demikian, Australia mengklaim punya komitmen membebaskan dunia dari senjata nuklir.
”Australia berkomitmen pada tujuan dunia yang bebas dari senjata nuklir, mengejar dengan cara yang efektif, yang ditentukan dan pragmatis,” kata Departemen Luar Negeri Australia melalui seorang juru bicara.
Menurut departemen itu, negosiasi pelarangan senjata nuklir tanpa partisipasi dari negara-negara yang memiliki senjata nuklir, tidak akan membantu mencapai tujuannya.
”Australia akan terus keras mendorong langkah-langkah praktis dan kemauan politik yang diperlukan untuk membawa tentang dunia tanpa senjata nuklir,” lanjut departemen tersebut.
Perundingan ini diperkirakan akan melibatkan hingga 120 negara. Selain Indonesia, Thailand, Selandia Baru, dan Papua Nugini menjadi negara-negara yang menonjol yang sepakat untuk melarang senjata nuklir.
Keputusan Australia untuk memboikot perundingan untuk melarang senjata nuklir ini muncul meski kekhawatiran sedang tumbuh terkait sepak terjang Korea Utara (Korut) yang melengkapi rudal-rudalnya dengan hulu ledak nuklir. Ambisi Korut untuk jadi negara nuklir ini telah memicu kekhawatiran pengamanan nuklir di bawah hukum internasional.
Munculnya negosiasi perjanjian baru untuk melarang senjata nuklir dunia ini tidak tiba-tiba, tapi diawali pemungutan suara di Majelis Umum PBB pada bulan Desember lalu. Hasil pemungutan suara disepakati negosiasi akan digelar.
”Ini adalah kesempatan pertama kami dalam lebih dari 50 tahun,” kata Richard Tanter, ketua Kampanye Internasional untuk Memusnahkan Senjata Nuklir, seperti dikutip The Sydney Morning Herald.
Australia memilih memihak negara bersenjata nuklir—termasuk Amerika Serikat—dengan menentang perjanjian baru untuk pemusnahan senjata mengerikan itu. Meski demikian, Australia mengklaim punya komitmen membebaskan dunia dari senjata nuklir.
”Australia berkomitmen pada tujuan dunia yang bebas dari senjata nuklir, mengejar dengan cara yang efektif, yang ditentukan dan pragmatis,” kata Departemen Luar Negeri Australia melalui seorang juru bicara.
Menurut departemen itu, negosiasi pelarangan senjata nuklir tanpa partisipasi dari negara-negara yang memiliki senjata nuklir, tidak akan membantu mencapai tujuannya.
”Australia akan terus keras mendorong langkah-langkah praktis dan kemauan politik yang diperlukan untuk membawa tentang dunia tanpa senjata nuklir,” lanjut departemen tersebut.
(mas)