Usut Teror London, Polisi Tangkap Delapan Orang

Jum'at, 24 Maret 2017 - 22:22 WIB
Usut Teror London, Polisi Tangkap Delapan Orang
Usut Teror London, Polisi Tangkap Delapan Orang
A A A
LONDON - Kepolisian London menangkap 8 tersangka dalam proses penyidikan kasus teror yang menewaskan 4 orang dan melukai 40 lainnya di dekat Gedung Parlemen Inggris di London pada Rabu (22/3). Pelaku serangan yang telah ditembak mati kemarin diidentifikasi sebagai Khalid Masood, 52, kelahiran Inggris.

Meski belum diketahui motif teror, kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggungjawab atas insiden tersebut. Serangan yang dilakukan Khaliddi Jembatan Westminster ini menjadi tragedi terburuk Inggris sejak 2005. Teror mematikan sebelumnya terjadi ketika beberapa pengebom bunuh diri simpatisan Al-Qaeda menyerang sistem transportasi kota itu dan menewaskan 52 orang.

Teror di London ini juga meningkatkan kewaspadaan Eropa terhadap aksi-aksi terorisme. Setahun terakhir, sejumlah negara di kawasan ini menjadi sasaran serangan. Belgia bahkan baru saja memperingati Tragedi Maelbeek. Tahun lalu, tepatnya 22 Maret 2016, tiga pengebom bunuh diri ISIS meledakkan diri di bandara dan stasiun metro Maelbeek, Brussels, yang menewaskan 32 orang.

Teror berulang pada 28 Juni 2016 ketika kelompok penye rang menembaki pengunjung terminal internasional di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki. Sebanyak 45 orang tewas dalam kejadian itu. Teror tak kalah mengerikan terjadi pada 14 Juli 2016 saat warga Prancis keturunan Tunisia, Mohamed Lahouaiej Bouhlel, membunuh sedikitnya 84 orang saat perayaan Hari Bastille di Nice, Prancis, meng gunakan truk.

Anggota kontraterorisme paling senior Inggris, Mark Rowley, menyebutkan jumlah korban tewas termasuk pelaku. Saat ini sebanyak 29 orang dirawat di rumah sakit, 7 diantaranya dalam kondisi kritis. Polisi sebelumnya me ngatakan korban tewas mencapai 5 orang. Namun pernyataan itu kemudian diralat. Pemerintah Inggris mengatakan sejauh ini tidak mengetahui motif di balik serangan tersebut. Namun mereka mengaku terkejut karena pelaku mampu mengguncang jantung kota Inggris dengan hanya meng gunakan sebuah mobil sewaan dan sebilah pisau.

“Polisi dan lembaga terkait yang kami percayai dalam menjaga keamanan berhasil mencegah banyak serangan pada tahun ini dan puluhan serangan pada tahun lalu,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Michael Fallon seperti dikutip Reuters. “Tapi serangan ini sulit dicegah karena menggunakan alat tradisional,” tambahnya.

Seperti diberitakan, pada Rabu (22/3) sekitar pukul 14.40 waktu setempat, Khalid menabrak kerumunan pejalan kaki di trotoar Jembatan Westminster. Dia lantas menerobos gerbang Gedung Parlemen dan menusuk seorang polisi. Aksi brutal tersebut berhasil dihentikan setelah polisi menembaknya.

Berdasarkan laporan BBC, keempat korban tewas itu meliputi Palmer, pelaku (Khalid), dan dua warga umum berusia 40-an (perempuan) dan 50-an (laki-laki). Tiga siswa SMA asal Prancis berusia 15 atau 16 tahun yang sedang berekreasi ke London juga masuk ke dalam daftar korban luka-luka. Mereka kini dirawat di rumah sakit (RS).

Para pejabat Inggris ke marin mengheningkan cipta di Gedung Parlemen dan di depan markas besar polisi di New Scotland Yard pada pukul 09.33 GMT. Angka 933 merupakan nomor bahu seragam Keith Palmer, seorang korban dari pihak kepolisian yang tewas ditusuk pelaku.

Polisi mengklaim mengenal pelaku. Namun selama ini tidak pernah terdeteksi dalam kelompok yang dicurigai melakukan teror. Khalid tercatat pernah melakukan tindak kriminal beberapa tahun lalu, namun bukan terkait terorisme.

“Kami sedang menghadapi musuh yang tidak sedang meminta tuntutan atau melakukan penyanderaan, tetapi ingin membunuh sebanyak mungkin orang. Ini merupakan elemen baru terorisme internasional,” kata Fallon. Adapun Mark Rowley menambahkan, polisi menangkap beberapa tersangka di 6 alamat di beberapa kota besar Inggris.

“Kami yakin pelaku bertindak seorang diri dan terinspirasi terorisme internasional. Pada tahap ini kami tidak memiliki informasi spesifik mengenai ancam an lain terhadap publik,” ujarnya. Rowley menandaskan, semua identitas korban sudah terungkap. Sebagian merupakan warga asing. Namun dia tidak menjelaskannya secara lebih terperinci.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Marc Ayrault direncanakan tiba di London untuk menjenguk mereka. Selain 3 remaja Prancis tersebut, sebanyak 5 warga Korea Selatan juga masuk dalam daftar korban luka-luka. Hal itu sudah dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Korsel di Seoul kemarin.

Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May memberikan pidato di hadapan anggota parlemen kemarin. Dia mengatakan serangan ini hanyalah aksi sia-sia. “Semua serangan terhadap nilai demokrasi dan kebebasan berpendapat di Inggris akan gagal. Warga Inggris tidak akan terbelah,” tandasnya.

Serangan Mobil

Merespons serangan itu, Fallon mengatakan pengaturan keamanan di parlemen akan dikaji ulang. Namun kelompok antiimigrasi langsung mengaitkan serangan itu dengan imigrasi. Mereka menuduh politisi mainstream memfasilitasi aksi teror karena gagal mengamankan perbatasan.

“Kami kesal, lelah, dan mungkin lebih dari itu. Kami marah,” ungkap mereka. Para ahli menilai saat ini militan lebih banyak menggunakan serangan penabrakan mobil karena mudah dan sulit dicegah. Taktik itu juga tidak memerlukan persiapan khusus dan bisa dilakukan siapa saja.

“Kasusnya selalu aksi individual dan sangat spontan,” ujar ahli terorisme dan anggota Parlemen Prancis Sebastien Pietrasanta. Serangan jenis ini dimulai sejak tahun lalu di Berlin, Jerman, dan Nice, Prancis.

Mantan analis senior CIA, Paul Pillar, mengatakan metode termudah untuk membunuh banyak orang pada kenyataannya memang sederhana dan tidak memerlukan pelatihan. Apalagi jika sudah ada target besar. Dampaknya juga bisa lebih besar.

Kepala konsultan keamanan Terr(o)risc di Paris, Anne Giudicelli, juga mengatakan kewaspadaan ekstra di kota-kota besar telah membantu mengubah pendekatan para militan. “Setiap kali kami mengeluarkan langkah baru setelah serangan, terlepas berhasil atau gagal, pelaku akan beradaptasi untuk mencari celah,” tandasnya.

Senada dengan Anne, direktur program di Aspen Institute Tyson Barker mengatakan, kasus ini telah menimbulkan tarik ulur antara keamanan dan kebebasan di masyarakat. Keterbukaan itu dinilainya harus sedikit ditutup dan dijaga. Pasalnya pemerintah tidak akan pernah mampu menghapus kemungkinan serangan.

Dunia Mengutuk

Para kepala negara/pemimpin pemerintahan menunjukkan solidaritasnya kepada Inggris pascateror di London. Pemerintah Indonesia mengutuk serangan itu serta menyampaikan belasungkawa dan simpati kepada korban.

“Indonesia mengutuk keras tindakan terorisme dalam segala bentuk dan dalam segala mani festasinya,” kata Pre siden Joko Widodo di Bandara Internasional Hang Nadim, Kota Batam, Kepulauan Riau, kemarin. Atas kejadian itu Presiden mengajak dunia internasional bersatu dalam memerangi ancaman teror isme.

Kedutaan Besar RI di London memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam insiden tersebut. KBRI mengimbau WNI untuk mengikuti anjuran kepolisian Inggris guna menghindari sejumlah kawasan di Kota London. Ketua DPR Setya Novanto juga mengecam aksi teror tersebut.

Menurutnya serangan di Jembatan Westminster dan Gedung Parlemen me rupa kan tindakan yang di luar akal sehat dan sangat jauh dari nilai-nilai keagamaan. Serangan itu juga bentuk teror yang sebenarnya ditujukan kepada seluruh masyarakat dunia.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbicara melalui telepon kepada Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk mengucapkan belasungkawa dan memuji respons yang efektif dari otoritas keamanan Inggris. “Trump berjanji memberikan dukungan penuh dan kerja sama dari Pemerintah AS dalam membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu ke pengadilan,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan. Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan solidaritasnya dengan warga Inggris.

“Terorisme menjadi perhatian kita semua dan Prancis tahu bagaimana warga Inggris menderita hari ini,” kata Hollande. Di Paris, lampu menara Eiffel dipadamkan dari tengah malam sebagai sebuah penghormatan kepada para korban teror London.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan bahwa pikirannya menyatu bersama dengan warga Inggris dan semua orang di London. “Saya ingin mengatakan untuk Jerman dan warganya, kita berdiri teguh dan tegas bersama Inggris dalam memerangi segala bentuk terorisme,” tambahnya.

Ucapan bernada dukungan juga datang dari Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker. Ia mengatakan alam pikirannya ada bersama London mengingat itu adalah peringatan pertama serangan Brussels. “Hari ini menandai satu tahun sejak warga Brussels dan Belgia mengalami sakit yang sama dan merasakan dukungan simpati dan solidaritas,” katanya dalam sebuah pernyataan. “Pada saat emosional ini, kami di Komisi Eropa ha nya dapat mengirimkan kembali rasa simpati kami dua kali lipat,” imbuhnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5286 seconds (0.1#10.140)