Korut Sebut Pelanggaran HAM yang Dilakukan AS Lebih Mengerikan
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) membalas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilontarkan oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). Korut lantas mengungkapkan situasi HAM di AS dan negara-negara Barat lainnya.
Korut menyebut bahwa AS adalah negara terburuk yang pernah melakukan pelanggaran HAM di dunia. AS adalah pemimpin dan dalang dari pelanggaran HAM.
"AS adalah pemimpin pelanggaran HAM paling mengerikan di seluruh dunia. Di mana pun AS menjejakan kaki berdarahnya, disitu akan diikuti alirah darah manusia tidak berujung," tulis media resmi Korut, KCNA, mengutip pernyataan delegasi Pyongyang dalam sidang Dewan HAM PBB di Jenewa 15 Maret lalu.
"Diantara pelanggaran itu adalah pembentukan sejumlah penjara rahasia di luar negeri, penyiksaan mereka yang kejam dan brutal, korban sipil besar-besaran, dan 65,3 juta pengungsi akibat agresi terhadap negara-negara berdaulat yang dilakukan oleh AS dengan dalih 'perang melawan terorisme,'" imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (21/3/2017).
"Di negara-negara anggota UE pelanggaran seperti belum pernah terjadi sebelumnya, pelanggaran HAM yang tidak terkendali terhadap Islamophobia, xenophobia dan pelecehan terhadap kelompok minoritas, kebangkitan neo Nazi, dan deportasi besar-besaran, pemulangan paksa dan perampasan harta puluhan ribu pengungsi," tutur utusan Korut lagi.
"EU sebaiknya menyingkirkan kebiasaan buruk dari memfitnah orang lain dan memperbaiki situasi hak asasi manusianya yang menyedihkan terlebih dahulu," tukasnya.
Baca Juga: Eks Jaksa Agung Indonesia Desak PBB Seret Korut ke ICC
Korut menyebut bahwa AS adalah negara terburuk yang pernah melakukan pelanggaran HAM di dunia. AS adalah pemimpin dan dalang dari pelanggaran HAM.
"AS adalah pemimpin pelanggaran HAM paling mengerikan di seluruh dunia. Di mana pun AS menjejakan kaki berdarahnya, disitu akan diikuti alirah darah manusia tidak berujung," tulis media resmi Korut, KCNA, mengutip pernyataan delegasi Pyongyang dalam sidang Dewan HAM PBB di Jenewa 15 Maret lalu.
"Diantara pelanggaran itu adalah pembentukan sejumlah penjara rahasia di luar negeri, penyiksaan mereka yang kejam dan brutal, korban sipil besar-besaran, dan 65,3 juta pengungsi akibat agresi terhadap negara-negara berdaulat yang dilakukan oleh AS dengan dalih 'perang melawan terorisme,'" imbuhnya seperti dikutip dari Xinhua, Selasa (21/3/2017).
"Di negara-negara anggota UE pelanggaran seperti belum pernah terjadi sebelumnya, pelanggaran HAM yang tidak terkendali terhadap Islamophobia, xenophobia dan pelecehan terhadap kelompok minoritas, kebangkitan neo Nazi, dan deportasi besar-besaran, pemulangan paksa dan perampasan harta puluhan ribu pengungsi," tutur utusan Korut lagi.
"EU sebaiknya menyingkirkan kebiasaan buruk dari memfitnah orang lain dan memperbaiki situasi hak asasi manusianya yang menyedihkan terlebih dahulu," tukasnya.
Baca Juga: Eks Jaksa Agung Indonesia Desak PBB Seret Korut ke ICC
(ian)