Bos FBI: Putin Ingin Trump Menang Pemilu
A
A
A
WASHINGTON - Direktur FBI, James Comey menegaskan untuk pertama kalinya pihaknya sedang menyelidiki kemungkinan adanya hubungan antara Presiden Donald Trump dengan Rusia. Ia juga menyatakan Moskow berusaha mempengaruhi pemilu Amerika Serikat (AS) pada 2016 lalu.
Tampil di hadapan panel Kongres, Comey menolak menarik klaimnya bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak hanya ingin calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton kalah pemilu. Putin menginginkan Donald Trump untuk menang.
Comey mengungkapkan bahwa FBI telah melakukan penyelidikan kemungkinan upaya Rusia untuk intervensi pada pemilu sejak Juli lalu, termasuk kerja sama antara tim kampanye Trump dan Moskow. Ia mengatakan sementara pemerintah Rusia ingin merugikan kampanye Hillary dan membantu Trump, badan-badan intelijen tidak membuat penilaian apakah upaya itu mempengaruhi hasilnya.
Comey tidak memberikan rincian dari penyelidikan rahasia dan mengatakan fakta bahwa itu ada bukan berarti tuduhan akan diajukan. Badan-badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia mencoba untuk membantu Trump dengan meretas email Partai Demokrat
"Saya pikir itu adalah keputusan yang cukup mudah untuk komunitas intelijen. Putin sangat membenci Hillary hingga ia bisa membersihkan preferensi orang yang dibencinya hanya dengan sentuhan jari," katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/3/2017).
Comey pun lantas memperingatkan bahwa Rusia akan berusaha untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS berikutnya dalam pemilu Kongres tahun 2020 dan mungkin tahun depan.
"Mereka akan kembali pada tahun 2020. Mereka mungkin kembali 2018. Dan salah satu pelajaran yang dapat ditarik oleh mereka dari hal ini adalah mereka berhasil karena mereka memperkenalkan kekacauan dan perpecahan serta perselihan dan menabur benih keraguan tentang sifat negara kita yang menakjubkan ini dan proses demokrasi kita," tuturnya.
Tampil di hadapan panel Kongres, Comey menolak menarik klaimnya bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin tidak hanya ingin calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton kalah pemilu. Putin menginginkan Donald Trump untuk menang.
Comey mengungkapkan bahwa FBI telah melakukan penyelidikan kemungkinan upaya Rusia untuk intervensi pada pemilu sejak Juli lalu, termasuk kerja sama antara tim kampanye Trump dan Moskow. Ia mengatakan sementara pemerintah Rusia ingin merugikan kampanye Hillary dan membantu Trump, badan-badan intelijen tidak membuat penilaian apakah upaya itu mempengaruhi hasilnya.
Comey tidak memberikan rincian dari penyelidikan rahasia dan mengatakan fakta bahwa itu ada bukan berarti tuduhan akan diajukan. Badan-badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia mencoba untuk membantu Trump dengan meretas email Partai Demokrat
"Saya pikir itu adalah keputusan yang cukup mudah untuk komunitas intelijen. Putin sangat membenci Hillary hingga ia bisa membersihkan preferensi orang yang dibencinya hanya dengan sentuhan jari," katanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (21/3/2017).
Comey pun lantas memperingatkan bahwa Rusia akan berusaha untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS berikutnya dalam pemilu Kongres tahun 2020 dan mungkin tahun depan.
"Mereka akan kembali pada tahun 2020. Mereka mungkin kembali 2018. Dan salah satu pelajaran yang dapat ditarik oleh mereka dari hal ini adalah mereka berhasil karena mereka memperkenalkan kekacauan dan perpecahan serta perselihan dan menabur benih keraguan tentang sifat negara kita yang menakjubkan ini dan proses demokrasi kita," tuturnya.
(ian)